(REVIEW) The Night Comes for Us (2018)

film Indonesia


*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.
Seiring dengan mulai ditayangkan film-film Indonesia di Netflix dan tersedia pilihan bahasa Indonesia, Netflix juga mulai berani melirik film Indonesia untuk didistribusikan di kanal mereka. Setelah rilis di Fantastic Film Festival di Austin pada 22 September 2018, The Night Comes for Us memang terlihat seperti film yang menjanjikan untuk Netflix. Tak menunggu lama, pada 26 September 2018, Netflix mengumumkan hak pendistribusiannya.

Film garapan Timo Tjahjanto ini sekilas memang terlihat seperti gabugan The Raid, The Raid 2 dan Headshot, dengan lebih banyak adegan gore. Enggak cuma itu, Timo juga mantap banget memainkan anngle kamera untuk membangun situasi yang kontras.



Mesin Pembunuh yang Membelot


film Indonesia

Film ini dibuka dengan narasi singkat yang menyebutkan soal Six Seas. Mereka adalah delegasi elite yang terdiri atas enam orang misterius yang bertugas menjaga "keamanan" dan "ketertiban" untuk para Triad, mafia Tiongkok. Meski enggak banyak yang bisa diungkapkan dari narasi singkat itu ,setelahnya kamera langsung diarahkan ke sebuah pantai menjelang senda. Pemandangan yang indah, namun enggak seindah situasi yang sedang terjadi di sana. Yap, pembantaian sebuah desa.

Saat itulah, Ito (Joe Taslim) mengambil bagian untuk "membunuh" satu-satunya warga desa yang tersesisa, seorang anak cewek bernama Reina (Asha Kenyeri Hermudez). Namun, bukannya membunuh anak itu, Ito malah membuuh rekan-rekannya sesama anak buah Triad. Hasilnya, Ito harus menerima dirinya menjadi buronan Triad. Enggak hanya Ito, orang-orang di sekitar Ito pun dalam bahaya.



Adegan Kekerasan yang Intens


film Indonesia

Ya, itu adalah premis yang sederhana untuk konflik sebesar ini. Seorang mesin pembunuh elite yang sudah mengabdi kepada Triad selama bertahun-tahun harus menghadapi serangan bertubi-tubi. Namun, ya, cuma itu aja yang bakal lo temukan di film ini. Serangan demi serangan, pertarungan. Dari awal sampai akhir, lo bakal disuguhi dengan berbagai cara kematian ala Final Destination yang bikin ngilu.

Buat lo yang enggak suka lihat darah atau kekerasan, jelas film ini bukan buat lo. Apalagi, Netflix ngasih rating film ini 18+ karena kekerasan dann kata-kata kasar yang digunakan. Yah, namanya juga film tentang orang-orang didalam tubuh mafia. Dunia yang ditampilkan penuh dengan kekerasan. Namun, melihat berapa intensnya berbagai pertarungan yang di hadirkan sejak awal, lo enggak bakal dikasih kesempatan buat meghela napas lega dan mencerna cerita.

film Indonesia

Seperti yang sudah disinggung, film ini nampilin ketegangan pertarungan yang realistis banget. Apalagi, saat ada adegan mematahkan tulang. Ngilu!

Sayangnya, saat ada adegan tembak-menembak, efek darah yang tercipta masih sangat terlihat enggak natural. Namun, adegan pertarungann tangan kosong dan dengan senjata tajamnya (bukan senapan) terlihat jauh lebih natural. Apalagi karena yang bermain adalah para jagoan film aksi Indonesia yang sudah mendunia.

film Indonesia


Sampai sepertiga pertama film, baru lo bakal tahu konflik "saudara" antara Ito dan Arian sebetulnya adalah masalah utama yang diangkat. Namun, sejak awal lo enggak dikasih gambaran yang jelas soal hubungan para cowok ini selain mereka sama-sama jago berantem. Jadi lo juga enggak bakal ngerasas terikat banget degan masalah pribadi mereka. Ikatan emosional keduanya malah enggak berasa.

The Night Comes for Us terlalu lama menyimpan penjelasan penting yang sebetulnya bisa membangun hubungan emosional para karakternya. Kenapa Ito bela-belain menyelamatkan Reina? Kenapa pertemuan pertama Ito dengan Bobby (Zack Lee) diwarnai amarah? Seberapa ambisiusnya Arian sampai dibenci sama Fatih (Abimana Aryasatya)? Semuanya terasa dibangun setengah-setengah.

film Indonesia


Dalam film ini, Julie Estelle sekali lagi tampil gahar dengan kemunculan yang dramatis dann setelan ala agen rahasianya. Di luar dugaan, Dian Sastro juga jadi cewek jagoan bernama Alma, bersama dengan Hannah Al Rashid yang berperan sebagai Elena, anggota dari salah satu tim khususnya Triad bernama Lotus. Namun, keberadaan mereka berdua ini cuma sebagai pelengkap musuh biar misi bunuh diri Ito dan kawan-kawan ini biki depresi saking sulitnya.

Selain itu, mungkin karena memang mengincar pasar international, Timo berani menghadirkan karakter Alma dan Elena yang digambarkan sebagai pasangan lesbian meskipun keduanya bukan orang Indonesia. Alma menggambarkan dirinya adalah orang Tiongkok, sedangkan Elena-meski bisa berbahasa Indonesia-sempat berbahasa Perancis sehingga mengisyarakan karakter ini.


Visual Kelam dengan Rasa Berbeda

film Indonesia

Dibanding film-film Timo lainnya, kayak Killers (2014) dan Headshot (2016), warna The Night Comes for Us ini memang enggak terlalu gelap. Namun, mengingat banyaknya adegan gore di dalamnya, film ini bisa jadi film aksi terkelam Timo sepanjang masa karir perfilmannya. Kalau aja diimbangi dengann plot yang asik--bukan cuma perpindahan antara pertarungan yang satu dan lainnya--dan penokohan karakter yang tergali dalam, film ini pasti bisa ngasih pengalaman yang beda secara maksimal.

Setelah Sebelum Iblis Menjemput (2018), terasa banget gaya pengambilan adegan dan pergerakan kamera Timo jadi lebih dinamis. Adegan pertarungan di dalam mil poolisi, misalnya, pergerakannya cepat banget, tapi enggak bikin pusing dan malah bikin lo deg-degan. Barngkali Timo juga bereksperimen di film ini. Makanya, kita patut memberi ruang untuk lebih banyak eksperimen lainnya.

film Indonesia


Yang jelas, kalau lo bisa nikmatin The Raid dan Headshot, lo bakal mudah nerima film ini. Meski bisa dibilang lamat pada awalnya, film ini usai dengan cukup memuaskan. Meninggalkan tanda tanya dan membiarkan lo menebak nasib karakternya, Timo membuat The Night Comes for Us enggak kehilangan ketegangannya sampai akhir.

Kalau penasaran, langsung aja lo tonton film ini di Netflix. Hindari mencari bajakannya, ya. Meski film ini enggak tayang di bioskop, dengan menonton film di kanal resminya, lo udah ngasih dukungan yang berarti buat para sineas Tanah Air.