Korea Utara Segera Izinkan Pihak Internasional Cek Fasilitas Nuklirnya




Korea Utara sedamg mempersiapkan tempat uji coba nuklir dan satelitnya, agar dapat diperiksa oleh inspektur international. menurut kabar di pejabat Korea Sekatan pada Selasa 30 Oktober 2018.

Jika terlaksana, itu akan menjadi pertama kalinya Korea Utara mengizinkan inspektur international masuk kenegaranya untuk mengecek fasilitas mereka.

Pejabat intelejen Korea Selatan telah mengamati apa yang mereka yakni sebagai persiapan Korea Utura untuk inspeksi yang mungkin dilakukan ditempat uji coba nuklir Punggye-ri dan tempat peluncuran Satelit Sohae, kata Kim Min-ki dari Partai Demokrat yang berkuasa seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (31/20/2018).




"Badan Intelejen Nasional Korea Selatan mengamati warga Korea Utara melakukan persiapan dan kegiatan intelejen yang tampaknya sedang dipersiapkan untuk kunjungan para pengawas asing",  tambah politisi itu dalam sesi audit perlementer rutin lembaga-lembaga pemerintah Korea Selatan.

Beberapa fasilitas di situs uji coba Punggy-ri secara resmi telah ditutup pada bulan Mei, ketika Korea Utara mengundang beberapa wartawan international untuk mengamati proses penghancuran salah satu terowongan di mana tes nuklir sebelumnya dilakukan di tempat itu.

Tapi, penghancuran fasilitas di Punggye-ri dipertanyakan oleh para ahli pada saat itu, dengan mengatakan bahwa hal tersebut hanyalah fabrikasi dan simbolik semata. Kecurigaan itu juga diperkuat ketika peralatan pemantau radiasi yang dibawa oleh wartawan disita oleh para pejabat Korea Utara.

Kendati demikian, media dan organisasi pemantau Korea Utara tidak melaporkan adanya aktivitas berarti di Punggye-ri sejak Mei 2018.





Perubahan Kebijakan Korea Utara?



Sementara Korea Utara telah menghentikan uji coba nuklir dan rudal rusak pengunjung tahun lalu namun, pYongyang tetap tidak mengizinkan inspeksi internasional masuk ke negara mereka -- yang kemudian menarik keritik luas dari komunitas international.

Akan tetapi, menyusul mencairnya hubungan diplomatik  di Semenanjung Kora pada tahun ini, Pyingyang nampak mulai mengubah kebijakan mereka dengan membuka diri kepada penyelidik international.

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mengatakan usai pertemuannya dengann Pemimpin Kim Jong-un pada September 2018 bahwa Korea Utara setuju untuk mengizinkan inspektur international untuk mengamati "pembongkaran permanen" fasilitas kunci rudal mereka, dan mengambil langkah lebih lanjut, seperti menutup kompleks  nuklir utama Yongbyon, sebaagai imbalan untuk tindakan timbal balik  oleh Amerika Serikat agar segera mencabut sansi ekonominya terhadap Pyongyang.

Presiden Moon juga mengatakan bahwa Kim-Joong-un turut berjanji untuk menutup fasilitas uji coba satelit Sohae dan memungkinkan para untuk mengamati "pembongkaran permanen" fasilitas kunci rudal mereka, dan mengambil langkah lebih lanjut, seperti menutup kompleks nuklir utama Yongbyon, sebagai imbalan untuk tindakan timbal balik oleh Amerika Serikat agar segera mencabut sanksi ekonominya terhadap Pyongyang.

Presiden Moon juga mengatakan bahwa Kim Jong-un turut berjanji untuk menutup fasilitas uji coba satelit  Sohae dan memungkinkan para ahli untuk mengamati pembongkaran tempat pengujian mesin rudal serta landasan peluncuran rudal.

Pejabat AS telah skeptis terhadap komitmen Kim Jong-un untuk menyerahkan senjata nuklir, tetapi janji Korea Utara usai melaksanakan KTT dengan Korea Selatan menarik tanggapan antusias dari Presiden Donald Trump.