(REVIEW) Suzzanna: Bernapas dalam Kubur (2018)

suzzanna

Siapa yang enggak kenal Suzzana? Aktris dengan nama asli Suzzanna Martha Frederika van Osch ini adlaah sosok legendaris di dunia perfilman Indonesia, khususnya di genre horor. Udah tampil di 43 judul selama berkarir di layar perak, aktris yang tutup usia di 2008 lalu ini mendapat julukan sebagai ratu horor indonesia.

Sepouluh tahun berselang lepas kepergiannya, sosok ikonis Suzzanna dibangkitkan kembali melalui film bestutan Rocky Soraya dan Anggu Umbara berjudul Suzzanna: Bernapas dalam Kubur. Diperankan oleh Luna Maya, film keluaran Soraya Intercine Films ini melakukan debut dahsyat dengan cerita dan tampilan yang memukau.


Narasi Apik yang Bikin Simpati

suzzanna

Ketika kabar penggarapan film ini beredar, banyak menyangsikan Suzzanna: Bernapas dalam Kubur akan bisa menandingi pesona film terdahulu yang dibintangi oleh sang ratu horror. Namun ketika teaser dab cuplikan perdana dirilis, minat dan rasa penasaran para penikmat horor di Tanah Air enggak bisa terbendung.

Film ini berceria tentang sepasang suami istri bernama Satria (Herjunot Ali) dan Suzzanna (Luna Maya) yang sudah lama menikah namun belum dikaruniai keturunan. Kerinduan akan buah hati menjadi kenyataan setelah sang istri dinyatakan hamil. Mendengar kabar ini, Satria menjadi girang bukan kepalang.

Oke kita masuk ke konflik. Menjadi petinggi di sebuah pabrik manufaktur yang cukup ternama, Satria dihadapkan dengan tuntutan dari anak buahnya , Jonal (Verdi Solaiman) dan Umar (Teuku Rifnu Wikana) yang meminta kenaikan gaju. Beralasan bahwa belum lama ini sudah memberikan gaji, Satria mementahkan permintaan dua anak buahnya ini.

Terdesak dalam hal keuangan, Jonal mengusulkan kepada Umar, Gino (Kiki Narendra) dan Dudun (Alex Abbad) untuk merampok rumah Satria, karena dia akan dinas ke Jepang selama beberapa hari. Umar yang memiliki rasa terhadap Suzzanna menolak mentah-mentah rencana ini, namun karena desakan temannya, buruh pabrik satu ini akhirnya luluh juga.

Rencana dilancarkan, semua berjalan lancar, sampai akhirnya aksi mereka tepergok oleh Suzzanna. Setelah kejar-kejaran selama beberapa waktu, Suzzanna harus tewas karena tertusuk dengan enggak sengaja oleh Dudun.

Panik dan ketakutan, empat sekawan tadu akhirnya memutuskan untuk mengubur mayat perempuan nahas ini di halaman rumahnya sendiri. Ini adalah asal mula perubahan Suzzanna menjadi sundel bolong. Mitos menyebutkan bahwa seorang ibu yang meninggal dalam keadaan mengandung akan berubah menjadi Sundel Bolong.

Mengusung misi balas dendam, Suzzanna yanng tadinya lemah lembut berubah menjadi makhluk astral yang brutal.


Enggak Menyeramkan, Tapi Sukses Memberikan Pengalaman Menonton yang Dahsyat

suzzanna


Di film ini, Suzzanna memang menjadi fokus utama. Konflik yang udah dengan baik, sukses membuat penonton penasaran akan aksi yang dilakukan oleh Suzzanna. Kalau ditilik, Suzzanna: Bernapas dalam Kubur menitikberatkan pada sisi dramanya. Horor yang tersaji, walaupun di garap dengan total, belum bisa memberikan efek seram yang dahyat.

Dibandingkan dengan keseraman yang dibangun, aksi menegangkan lebih terasa ketika banyak adegan sadis dan brutal yang menimpa para pemeran antagonis.

Tapi enggak melulu dihajar dengan aksi menegangkan, lo juga akan dibikin terbahak-bahak melihat ulah trio di rumah Suzzanna, Mia (Asri Welas), Rojali (Opie Kumis) dan Tohir (Ence Bagus) berpadu apik dalam menyajikan komedi segar.


Ajang Pembuktian Luna Maya

suzzanna

Tahu mengemban tugas berat dalam memerankan sosok legendaris, Luna Maya membuktikan diri sebagai aktris papan atas dengan akting prima. Setiap gerak-gerik, mimik tanpa ekspresi yang menjadi ciri khas sang legenda sukses ditampilkan dengan sempurna oleh aktris berusia 25 tahun ini.

Lupain semua yang lo tahu tentang aktris kelahiran Denpasar ini, karena di Suzzanna: Bernapas dalam Kubur, Luna Maya berhasil bertransformasi menjadi sang legenda horor Indonesia. Dari awalnya menjadi istri yang terkesan lemah, Maya tampil memesona saat menebar teror sebagai sundel bolong.

Herjunot Ali juga enggak kalah memukau dlaam memerankan sosok suami yang sangat sayang terhadap istrinya. Kesedihannya dan penyesalan tergambar jelas ketika menguak liang kubur sang istri. Meratapi sambil memeluk jasad yang udah terbujur kaku, aktring brilian dari aktor berusia 33 tahun ini sukses bikin simpati.



Totalitas Rocky dan Anggy

suzzanna


Dari babak awal, udah terasa totalitas dan niat dari para kru dalam menggarap film ini. Berkat sinematografi memesona dan alur cerita yang dirangkai menjadi narasi apik, Rock ydan Anggy patut diacungi jempol.

Genre horror memang menjadi makanan sehari-hari buat Rocky, putra dari Ram Soraya ini udah menggarap beberapa film penuh atmosfer mengerikan seperti The Doll (2016), The Doll 2 (2017) dan Sabrina (2018). Dibantu oleh Anggy Umbra, sutradara dari Warkop DKI Reborn yang menjadi film tersukses sepanjang masa ini memberikan sentuhan aksi nan menegangkan serta elemen komedi yang meringankan suasana.

Di film ini, Rocky dan Anggy menempatkan Suzzanna sebagai korban sekaligus jagoan, enggak bikin ngeri, malah penonton dibuat mengamini aksi brutal dan sadis Suzanna dalam misi balas dendamnya.