Seorang yang cerah di Sylacauga, Alabama, 30 November 1954, Ann Elizabeth Hodges sedang berbaring di sofanya. Tidur siang. Selembar selimut menutupi tubuhnya.
Tiba-tiba, batu hitam pekat sebesar bola baseball ini menembus langit-lagit, menabrak radio di sebelahnya, memantul , dan mengenai paha perempuan 32 tahun itu. Meninggalkan memar yang bentuknya mirip nanas.
Sang ibu, Ida Franklun, yang juga ada di rumah saat itu mengira, objek hitam itu sebagai bagian pesawat yang meledak di langit. Atau jangan-jangan bom yang dijatuhkan di tngah Perang Dingin.
Batu yang menabrak Ann bukan berasal dari Bumi. Itu adalah meteorit yang lolos dari atmosfer Bumi.
Dan, kasus manusia yang kejatuhan batu angkasa amat jarang. Seperti dikutip dari Daily Mirror, peluang seseorang tertimpa atau tewas secara langsung karena asteroid atau benda lain dari luar angkasa adalah satu dalam 7.000 tahun.
Ann Hodges adalah satu-satunya manusia yang terkonfirmasi jadi korban jatuhnya meteorit.
Kebanyakan meteorit atau batu angkasa lain biasanya jatuh ke laut atau ke lokasi di Bumi yang luas dan terpencil, menurut Michael Reynolds, astronom dari Florida State College sekaligus penulis buku Falling Stars: A Guide to Meteors & Meteorites.
"Seseorang punya peluang lebih besar untuk dihantam tornado, dihantam petir, dan berada di tengah badai dalam waktu bersamaan," kata Reynolds seperti dikutip dari National Geographic, Kamis (29/11/2018).
Sebelum meteorit menembus atap ruang rumah Ann, orang-orang di Sylacauga dan sepanjang Alabama timur dilaporkanmelihat penampakan cahaya terang berwarna kemerahan mirip lilin Romawi -- sejenis kembang api tradisional, demikian dikutip dari tulisan The Day the Meteorite Fell in Sylacauga, yang dipublikasikan Alabama Museum of Natural History pada 2010.
Sementara, lainnya mengaku menyaksikan bola api, mirip semburan api las raksasa, yang disertai ledakan keras dan awan berwarna cokelat.
Seorang ahli geologi yang bekerja untuk pemerintah dipanggil ke lokasi kejadian. Ia menyimpulkan, benda itu adalah meteorit. Namun, tak semua orang yakin itulah penyebabnya. Spekulasi merebak, dari kecelakaan pesawat hingga ulah Uni Soviet.
Orang-orang kemudian berduyun-duyun ke rumah Ann. berkerumun di depannya, beberapa bahkan mencoba mengintip kedalam lewat celah jendela. Sampai-sampai suaminya, Eugene Hodges, harus susah payah masuk ke kamarnya sendiri.
An kewalahan melihat kerumunan manusia di depan rumahnya sehingga ia kemudian dilarikan ke rumah sakit.
Di tengah paranoa Perang Dingin, kepala kepolisian Sylacauga menyita batu hitam itu dan menyerahkan pada Angkatan Udara.
Setelah menelaahnya, pihak Air Force mengonfirmasi bahwa itu adalah batu angkas. Pertanyaannya, apa yang kemudian harus dilakukan. Publik meminta batu angkasa itu diserahkan pada Ann. Dan ia setuju.
"Aku merasa, meteorite itu miliku," kata dia. "Tuhan yang menginginkannya jadi milikku. Apalagi batu itu jatuh ketubuhku."
Akhir Tragis
Namun, ada yang merasa lebih berhak mendapatkan meteorit itu: seorang perempuan bernama Birdie Guy. Perempuan itu adalah indok semang dari rumah yang disewa Ann dan Eugene.
Guy menyewa pengacara dan mengajukan gugatan. Ia mengklaim, meteorit itu adalah miliknya,, karena jatuh di properti kepunyaannya.
Hukum memihaknya. Namun, opini publik tidak.
Guy akhirnya mengalah. Ia menghentikan klaimnya dengan imbalan 500 dollar yang dibayar pasangan Hodges. Eugene menyakinkan Ann bahwa mereka bisa mendapatkan uang besar dari meteori itu dan menolak tawaran dari Smithsonian.
Apalagi, salah satu tetangga mereka, Julius Kempis McKinney, bisa membeli rumah dan mobil baru dari potongan batu angkasa yang ia temukan
Namun, dua tahun berlalu, tak ada satupun yang mau membelinya. Perhatian masyarakat kala itu sudah beralih ke hal besar lain.
Pasangan tersebut kemudian mendonasikan meteorit tersebut itu ke Alabama Museum of Natural History, pada 1956. Ann dan Eugene merasa, meteorit itu adalah sebuah kutukan yang merusak kedamaian mereka dan mendatangkan nasib buruk. Hingga kini, batu angkasa tersebut asih dipajang di museum.
Ann kemudian mengalami gangguan syaraf. Pada 1964 ia dan Eugene bercerai. Perempuan itu meninggal dunia pada tahun 1972, pada usia 52 tahun, akibat gagal ginjal di sebuah rumah jompo di Sylacaugan.
Eugene menduga, meteorit itu dan segala sorotan besar tentangnya, telah mengorbankan Ann. Ia tak pernah 'sembuh'.
"Ann Hodges bukanlah orang yang haus sorotan," tambah direktur museum, Randy Mecredy. "Pasangan Hodges adalah orang desa yang sederhana. Kupikir, segala sorotan membuatnya kolaps."
Selain insiden meteorit yang jatuh menimpa manusia, sejumlah peristiwa bersejarah terjadi pada tanggal 30 November.
Pada 1962, U Thant dari Burma menjadi Sekretaris Jendral PBB menggantikan Dag Hammarskjold yang tewas pada bulan September.
Sementara, pada 2004, pesawat MD-82 Lion Air bernomor penerbangan JT 538 tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Adisumarmo, Surakarta dalam penerbangan dari Jakarta pada pukul 18.15 WIB.
Sebanyak 26 orang tewas dan 61 lainnya luka-luka.