10-1-1863: Kereta Bawah Tanah Pertama di Dunia Diresmikan 156 Tahun Lalu

Stasiun kereta bawah tanah London 1906

Pembangunan mass rapid transit (MRT) berupa kereta bawah tanah Jakarta segera rampung. Moda transportasi anyar ibukota tersebut direncanaan beroperasi Maret 2019 mendatang.

Meski terbilang anyar buat masyarakat Indonesia, MRT sudah ada di sejumlah negara tetangga. Singapura, misalnya. Kereta bawah tanah bahkan punya sejarah sejak 156 tahun lalu.

Pada Sabtu 10 Januari 1863, London Underground di Inggris di buka untuk kali pertamanya. Kala itu, gerbong kereta bawah tanah diterangi dengan lampu gas. Kereta uap dioprasikan bolak-balik dari Paddington Station ke Farringdon Street, melewati pemberhentian Edgware Road, Baker Street, Portland Road, Gower Street, dan King's Cross.

Kereta menempuh jarak 3,75 mil atau 6 kilometer selama 18 menit. Sejak 1880, MRT mengangkut 40 juta penumpang tiap tahunnya.

Pembangunan MRT bawah tanah di London berawal dari persoalan yang bikin puyeng banyak orang: macet.

Pada awal 1800-an di London, jaringan rel kereta hanya ada dipinggiran. Tak sampai pusat kota.

Seperti dikutip dari situs oddsalon.com, para komuter dan pelancong terpaksa menempuh perjalanan, melewati jalanan sempit dan berbelok, menggunakan gerobak, semacam taksi, atau angkutan yang ditarik kuda. Pilihan lain adalah berjalan kaki..

Ketika lebih banyak orang pindah keLondon, lalu lintas dan transportasi memet bukan kepalang, saat jalur yang mereka rencanakan tak terwujud gara-gara terbatasnya lahan dan kepemilikan tanah yang ruwet.

Jalan keluar wajib ditemukan untuk mengatasinya. Sejumlah pihak menawarkan solusi ke parlemen. Kebanyakan ditolak karena dianggap tak layak. Hingga akhirnya, Charles Pearson, seorang praktisi hukum menawarkan gagasan unik: menggunakan teknik rekayasa inovatif untuk menempatkan kereta api dibawah tanah.

Dengan cara itu, kereta bawah tanah bisa mengangkut ribuan bahkan jutaan penumpang lewat terowongan, tanpa bikin lalu lintas kota makin teruk.

Pembangunan diawali pada 1860 oleh perusahaan Metropolitan Railway Company. Terowongan dibuat dengan metode 'cut and cover'. Parit dalam digali, lalu dinding bata dibangun untuk menguatkan terowongan, kemudian akhirnya ditutup dengan lengkungan batu bata dan atap beton, di mana jalan-jalan diatas dapat ditata kembali.

Meski itu dianggap opsi yang paling layak dan tak merusak, sekitar 900 rumah -- kebanyakan tak permanen -- digusur selama pembangunan.

Reaksi publik terhadap jalur kereta bawah tanah baru beragam. Kebanyakan antusias menantinya. Tapi ada juga yang berpandangan negatif.

Mereka yang kontra mencemooh dengan menyebut proyek itu sebagai 'The Drain'. Lainnya memprediksi orang-orang yang ada ddiatas tanah akan terperosok ke terowongan dan tewas di tabrak kereta.

Ada juga yang menduga, para komuter akan merasa sesak napas selama berada dibawah tanah itu  adalah pintu masuk ke neraka.

Naun, pada Mei 1862, warga London antusias menanti kehadiran moda transpoertasi baru yang belum pernah ada sebelumnya didunia.

"London Underground melambangkan kekuatan kekaisaran Britania Raya, dengan London sebagai pusat dunia, pada awal Abad ke-20," demikian dikutip dari situs twincities.com.

Metropolitan Railway Company menjanjikan perjalanan yang mulus, dan pengalaman bebas asap dan uap berkat 'mesin kondensasi' yang dipasang.

Namun, rencana peresmian jalur kereta bawah tanah sempat terkendala banjir saluran air kotor.

Hingga akhirnya pada Sabtu 10 Januari 1863, London Underground dibuka pukul 06.00.

Gerbong kelas satu meiliki kompartemen lega, kursi dengan sandaran lengan. Seentara kelas dua dilengkapi kursi berlapis kulit  yang nyaman.

Lampu gas menyala di semua gerbong, paling terang dikelas 1 yang mahal. Namun, saat kereta bergerak, lampu itu berkedip cepat, terganggu oleh angin.

Tak lama kemudian, banyak orang membanjiri stasiun dan loket, berniat mencoba kereta bawah tanah pada hari pertama. Jelang siang hari antrian kian ramai, para penumpang tak peduli apakah duduk di kelas 1,2,3 atau dimanapun asal terangkut.

Meski dijamin bebas asap dan uap,sejumlah pengunjung melaporkan pengalaman terkena uam dan asap blerang. Tapi mayoritas tak memperdulikannya.

Pada akhir hari, lebih dari 38.000 orang naik kereta bawah tanah dan setuju bahwa perjalanan itu memang lancar dan nyaman.



Kecelakaan Pesawat Comet Jet

Pesawat Comet Jet

Selain jatuhnya korban jiwa, dampak Perang Dunia I dan II telah melahirkan teknologi baru untuk kehidupan manusia. Salah satunya pesawat.

Pasca-Perang Dunia II, maskapai penerbangan mulai didirikan. Penerbangan sipil pesawat jet pertama adalah Comet Jet. Namun di awal sepak terjangnya, Comet diderai beberapa musibah kecelakaan. Salah satunya kecelakaan di Laut Mediaterania, laut antar benua terletak antara Eropa di utara, Afrika di selatan dan di Asia timur.

Kecelakaan pesawat maskapai Inggris yang terjadi pada 10 Januari 1954 itu mengakibatkan seluruh orang di dalamnya, yang jumlahnya 35 tewas.

Pesawat yang terbang dari Singapura ke London ini jatuh di laut, 20 menit setelah terbang transit dari Roma, Italia. Pesawat meluncur kelautan samudera dan tenggelam.

Seorang nelayan, Giiovanni di Marco, mengaku dirinya mendengar tiga kali ledakan keras disektor selatan kawasan Elba.

"Pesawat sempat meledak terlebih dahulu sebelum jatuh dilaut," ujar Giovanni di Marco, seperti dimuat BBC on This Day.

Penyebab kecelakaan sulit diketahui pasti lantaran seluruh puing pesawat tenggelam di laut. Namun diduga kuat, musibah ini diakibatkan oleh sambaran petir.

"Saya melihat cahaya berwarna silverkeluar dari awan," beber Giovani yang menduga kuat itu merupakan petir yang menyambar pesawat

Ini merupakan kecelakaan pesawat ketiga yang menimpa Comet Jet sejak maskapai tersebut mengudara pada 2 Mei 1952. Kecelakaan terburuk terjadi saat pesawat terbang dari Calcutta, India yang mengakibatkan 43 orang tewas.