Mantan Anggota KKB: Buat Apa Tinggal di Hutan, Hidup Menderita



Dua anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Mathius Wenda menyerahkan diri. Mereka adalah LK dan AG. Mereka beserta keluarganya menyatakan kesetiaannya kepada NKRI.

Tak hanya itu, LK dan AG menyerahkan satu pucuk senjata laras panjang jenis M-16 beserta tujuh butir amunisi. Senjata itu diberikan kepada Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Yonif 328/DR di Pos Pam Perbatasan Skow-Wutung, Jayapura.

LK merasa bahwa keinginannya tidakdipenuhi oleh pimpinan KKB, yaitu soal kesehateraan, pendidikan, hingga hidup layak. Hal ini yang menjadi alasan LK, AG dan keluarganya memutuskan untuk kembali ke pangkuan NKRI.

"Kami berjuang tetapi tidak ada hasil dan kami kesulitan, tinggal di hutan tanpa mendapatkan kesejahteraan yang dijanji-janjikan, sehingga kami berpikir kembali ke Indonesia dan membangun Indonesia," ungkap LK seperti dilansir dari jawapos.com, Sabtu (26/1/2019).

"Jadi buat apa kami tinggal di hutan hidup menderita dengan mimpi-mimpi yang tidak mungkin terwujud,"sambung LK.

LK ,engaku masih banyak anggota KKB pimpinan Mathius Wenda yang ingin kembali ke NKRI.

"Tetapi masih merasa takut,"imbuhnya.



Kembalikan Hak Sipil

Sementara Danrem 172/PWY Kolonel Infanteri Jonathan Binsar Sianipar menjelaskan salah satu dari mereka uang menyerahkan diri memiliki jabatan tinggi di kelompok Mathius Wenda. Dia sempat ikut melakukan aksi penyerangan dan penyanderaan warga diwilayah indonesia dan PNG pada 2014 lalu.

"Terpenting mereka mau kembali kepangkuan NKRI dan membangun Indonesia," ujarnya.

Ia berharap dengan kembalinya dua keluarga mantan anggota KKB ini dapat menjadi contoh bagi yang lain bergabung ke pangkuan NKRI. Binsar berjanji akan membantu megembalikan hak sipil mereka.

"Oleh karenanya perlu adanya pembinaan dari pihak yang terlibat dlam pembinaan kepada mereka,"sebutnya.

Yakni melalui pendekatan 'Cinta Kasih, dengan memberikan pelayanan ke masyarakat sehingga semua persoalan bisa diselesaikan. Serta, kepercayaan masyarakat kepada TNI khususnya dan NKRI secara umum, sehingga muncul kesadaran bahwa Papia sudah merdeka dalam bingkai NKRI.

"Terpenting mereka mau kembali, membangun komitmen untuk membangun Indonesia. Selama ini mereka mau kembali, tapi tidak ada yang fasilitasi," tegas Binsar.

Wakil Wali Kota Jayapura Rustam Saru menyampaikan, pemerintah Jayapura telah berkomitmen untuk bekerja sama memberikan pembinaan serta menyiapkan lapangan kerja agar mereka dapat menghidupi keluarganya.