Film bertemakan keluarga bukanlah sajian yang special, dalam artian, sudah terlalu banyak judul yang mengangkat hal ini. Namun, film Instant Family menghadirkan bumbu baru yang bikin penonton betah duduk di kursi bioskop.
Dibintangi oleh mark Wahlberg dan Rose Byrne, cerita di Instant Family mengangkat tema seputar masalah adopsi. Kalau dilihat sekilas, film ini memiliki kemiripan taste dengan Juno (2007). Bedanya, kalau di film Juno lebih mengambil sudut pandang seorang perempuan remaja yang mengalami kehamilan dini dan ingin menyerahkan bayinya kepihak adopsi.
Sedangkan Instant Family lebih membahas betapa beratnya menjadi orangtua dari anak-anak yang sama sekali belum dikenal. Tapi jangan salah, dua film ini sama-sama bisa bikin kalian tertawa terbahak-bahak.
Diawali oleh Rasa Rindu akan Kehadiran Buah Hati
Film besutan Sean Anders ini menceritakan tentang sepasang suami sitri yaitu Pete (Mark Wahlberg) dan Ellie (Rose Byrne) yang merasakan ada perasaan hampa dalam hidup mereka. Setelah memikirkan masak-masak, Pete dan Ellie memutuskan untuk menjadi orangtua angkat.
Enggak semudah yang dikira, mereka harus menjalani pelatihan terlebih dulu, dibantu oleh pekerja sosial bernama Karen (Octavia Spencer) dan Sharon (Tig Notaro). Tiba di hari yang ditunggu-tunggu, Pete mengikuti sebuah acara yang cukup unik. Bertempat disebuah taman yangdipenuhi oleh anak-anak, mereka dapat memilih sendiri siapa yang hendak diangkat menjadi anak angkat.
Awalnya ingin memilih anak usia belia, pilihan mereka akhirnya jatuh kepada Lizzy (Isabela Moner), anak remaja keturunan Meksiko. Enggak dikira, ternyata Lizzy memiliki dua orang adk bernama Juan (Gustavo Quiroz) dan Lita (Julianna Gamiz). Dua pekerja Soal mengganjurkan Pete dan Ellie untuk menyertakan mereka.
Mulai dari sini, drama di mulai. Pete dan Ellie merasakan beratnya dalam menghadapi anggota keluarga baru.
Penuh Komedi Tak Terduga
Instant Family sekaligus menjadi reuni bagi sang sutradara, Sean Anders, dengan Mark Wahlberg. Pada, 2015, mereka sudah sempat bekerja sama film komedi Daddy's Home. Kolaborasi ini berlanjut dua tahun kemudian untu cerita sekuelnya. Efeknya, Mark Wahlberg sudah mengerti akan kemauan Anders di Instant Family. Duetnya dengan Rose Byrne terasa sangat klop dan saling melengkapi.
Dalam melancarkan komedi, dua sosok ini selalu menghadirkan kejutan yang enggak tertebak. Didukung oleh suasana yang di-setting dengan matang, sepak terjang Pete dan Ellie berhasil membuat penonton tertawa lepas di kursi bioskop.
Bertekad untuk bisa mengambil hati anak-anak angkatnya, dua pemeran ini rela melakukan segala cara, walaupun malah sering berujung kegagalan. Rintangan utama datang dari Lizzy, yang selalu bersikap skeptis terhadap sosok orangtua angkat dan merindukan sosok ibu kandungnya.
Menyimpan Nilai Keluarga yang Dalam
Walaupun penuh dengan adegan lucu, film ini juga memberikan banyak pelajaran dalam kehidupan yang bisa diambil terutama dalam kehidupan keluarga. Sosok Pete dan Ellie memang sekilas terlihat comical, namun sering kali kalian mengikuti perjaanan mereka, ternyata sepak terjang sepasang suami istri ini juga bisa bikin hati tersentu.
Dalam satu momen, rambut Lizzy berantakan ketika baru bangun tidur, Dengan harapan bisa membuka hati anak angkatnya, Ellie mengajukan diri untuk menyisir rambut Lizzy. Udah lama enggak merasakan kasih sayang orangtua, enggak terasa pipi Lizzy kejatuhan air mata.
Enggak cuma Ellie, Pete juga membuktikan bahwa dia siap menjadi sosok ayah. Frustasi menghadapi sifat keras kepala Lizzy, Pete mengajak anak angkat sulungnya ini kesebuah rumah. Bekerja sebagai kontraktor, Pete menyuruh Lizzy untuk menghancurkan semua perabotan yang ada di rumah tersebut, dengan tujuan untuk meluapkan semua kemarahan yang terpendam. Aksi Pete ini berhasil membuat dirinya lebih dekat dengan Lizzy.
Hadirnya momen drama dan komedi berhasil dikombinsikan dengan baik oleh Sean Anders. Enggak ada perasaan bingung ketika nonton film ini, jalan cerita mudah dicerna dan sangat menghibur.