3-5-1945: Inggris Tenggelamkan Kapal Berisi 4.500 Tahanan Nazi

Kapal SS Cap Arcona, yang berisi ribuan tahanan Nazi, tenggelam setelah dibombardir jet tempur Inggris (Wikimedia Commons)

Suatu sore pada 3 Mei 1945, satu skuadron Typhoons milik Angkatan Udara Kerajaan Inggris, mulai lepas landas untuk menyerang pergerakan kapal Axis di Teluk Neustandt, Jerman.

Mereka melakukan pemantauan terlebih dulu, sebelum bergabung dengan skuadron tempur lainnya dari beberapa negara Sekutu, seperti Prancis dan Amerika Serikat.

 Ketika skuadron terbang Britania Raya tengha melaju di udara, dibawahnya berlayar mantan kapal SS Cap Arcona yang berisi lebih dari 4.500 tahanan kamp konsentrasi Nazi yang telah ''dievakuasi'' ke pesisir.

Lalu, sekitar pukul 15:00 waktu setempat, kumpulan pesawat canggih tersebut tiba-tiba melancarkan serangan tanpa ampun

Hasilnya adalah salah satu bencana maritim terburuk di dunia, membuat para tahanan dan awak kapal beruag untuk bertahan hidup di perairan Baltik yang dingin.

Diperkirakan 4.000 tahanan tewas, demikian sebagai mana dikutip dari The Conversation.

Bencana ini telah berulang kali menjadi sorotan media cetak, lantaran tidak diketahui secara pasti alasan sesungguhnya dari penyerangan tersebut, dan mengapa tahanan yang diserang, bukan militer.

Padahal di dalam tahanan terbsebut, juga banyak tawanan perang asal Inggris, yang menyerah terhadap kepungan Nazi di medan pertempuan terakhir mereka di Eropa.

Pada gilirannya, ini telah menyebabkan sejumlah teori konspirasi tentang penyebab tenggelamnya SS Cap Arcona.

Salah satu rumor menyatakan bahwa catatan penting Inggris terkait dengan insiden itu telah disegel hingga 2045. Faktanya, semua catatan tersebut dirilis secara publik pada 1872 setelah Public Records Act 1967 mengurangi jumlah waktu mereka untuk dirahasiakan.

Dan tak lama setelah itu, perhatikan bergeser ke timur, ketika Perang Dinign semakin kencang.


Pemindahan Tahanan yang Berakhir Maut

Tidak ada tahanan kamp konsentrasi yang diterima dengan bernyawa ke tangan musuh.

Pemindahan dengan menggunakan Kapal SS Cap Arcona adalah perintah terakhir Heinrich Himmler, salah satu dari sedikit petinggi paling berpengaruh di Nazi, ketika menyadari sistem kamp yang dioperasikannya semakin "berkontraksi" akibat kepungan musuh.

Kondisi ini adalah mengungkap pendorong sesungguhnya di balik evakuasi kamp Neuengamme, di dekat Hamburg, Jerman.

Kamp ini terbilang unik dalam sistem lembaga penahanan Nazi. Politikus lokal Jerman, khususnya sosok Gauleiter Karl Kaufmann, telah mengembangkan hubungan bisnis yang erat dengan industrialis setempat, dan memasok tenaga kerja budak dari kamp ke unit bisnis sebagai modal yang menguntungkan.

Tetapi pada awal 1945, kemajuan Sekutu memberi tekanan yang semakin besar pada politisi lokal --termasuk bisnis yang bekerja sama dengan mereka-- untuk menghapus bukti kerja paksa dari dalam batas-batas kota Hamburg.

Solusi yang diambil Nazi adalah memindahkan tahanan ke tempat lain.

Dengan tidak adanya pilihan lain, Kaufmann membuat rencana pada Maret 1945 untuk meminta kapal penumpang bertindak sebagai kamp penampungan "sementara" bagi tahanan Neuengamme.

Perencanaan jangka panjang apapun tidak ada. Begitu kamp di pinggiran Hamburg itu dikosongkan pada pertengahan April, para politikus lokal tidak lagi mengkhawatirkan nasib para tahanan yang ditahan dengan kemelaratan di dalam kabin Cap Arcona, di dekat Teluk Nestadt.

Hierarki Tahanan Berlanjut ke Atas Kapal

Namun demikian, "hierarki tahanan" berlanjut naik ke atas kapal. Para tahanan tetap dipisahkan menurut kebangsaan dan agama.

Selain itu, pasukan Nazi tetap berada di kapal untuk mengawasi tahan. Ini menunjukkan bahwa Arcona dimaksukan sebagai perpanjangan sementara dari kamp Neuegamme yang asli, meskipun sebagian besar tidak terlihat dan tidak terpikirkan.

Meyusul Konfrensi Sekutu di Yalta pada Februari 1945, kebijakan militer Inggris diarahkan untuk serangan lebih cepat ke pantai Baltik.

Ada dua alasan untuk ini. Pertama, Inggris ingin menghentikan kemajuan Soviet karena terus meluas ke Eropa Barat. Untuk mencapai ini, Kota Lübeck di pantai Baltik dianggap sebagai sasaran strategis untuk melakukan gertakan.

Kedua, dengan menghentikan Soviet di kota tersebut, pasukan Inggris akan dapat membebaskan Denmark dan memulihkan monarkinya. dengan demikian, London akan mendapatkan sekutu berharga di bulan-bulan mendatang.

Tetapi kecepatan kemajuan Soviet berarti bahwa protokol dan prosedur normal yang telah ditetapkan selama perang diabaikan, sehingga pasukan Inggris berlomba untuk mencapai tujuan mereka.

Lebih buruk lagi, jalur komunikasi menjadi tegang, serta laporan intelijen tidak selalu diproses secara menyeluruh dan tepat waktu.

Dalam hal ini, laporan intelijen terbaru tentang kapal-kapal di Teluk Neustdt tidak benar-benar sampai pad apilot tempur yang bertugas.

Hingga akhirnya ketika mendarat, para penerbang tersebut kemungkinan percaya bahwa mereka sedang menyerang target musuh yang bonafide. Pada akhirnya, nasib Cap Arcona dan para penumpangnya adalah konsekuensi tragis dari kabut perang terkait.

Pada akhirnya, nasib Cap Arcona dan para penumpangnya adalah konsekuensi tragis dari kabut perang terkait.

Sementara itu, tanggal yang sama pada 1947, konstitusi Jepang pasca-perang mulai berlaku, memberikan hak pilih universal, mencabut Kaisar Hirohito dari semua peran stragis, kecuali kekuatan simbolis, serta melarang hak Jepang untuk berperang.

Lalu, tanggal yang sama pada 1960, Rumah Anne Frank --yang menjadi simbol korban kekejaman Nazi-- dibuka di Amsterdam, Belanda, tepat di bangunan yang pernah menjadi tempat bersembunyi sang penulis tragedi Holocaust.