Apex Legends Merugi, Pertanda Kurang Diminati?

Apex Legends

Electronic Arts boleh bangga dengan Apex Legends. Game yang telah memecahkan banyak rekor ini tentu menyumbang banyak pendepatan kepada sang penerbit.

Sayang, kebahagiaan tersebut berlangsung selama dua bulan saja. Pasalnya, Respawn dan EA selaku developer mengalami kerugian yang cukup parah selama dua bulan terakhir dari gamenya ini.

Dilaporkan oleh Superdata, Apex Legends mengalami penurunan keuntungan sebesar 74% di dua bulan terakhir. Pada Februari, Respawn dan EA kebanjiran uang sebesar 92 juta dolar Amerika. Namun, angka ini tidak pernah lagi tercapai dan justru turu drastis hingga menyentuh 24 juta dolar saja di akhir April.

Apex Legends

Tentu hal ini sangat antiklimaks bagi Respawn dan EA. Pasalnya, Apex Legends dinobatkan sebagai game free to play yang berhasil meraup keuntungan sangat besar di Februari. Rekor ini mengalahkan semua judul game populer baik konsol maupun PC. Bahkan, EA harus kehilangan banyak pemasukan mereka bulan ini.

Situasi yang kontras dalam kurun dua bulan terakhir ini pun mengundang pertanyaan. apa yang membuat Apex Legends bisa mengalami hal seperti ini? Aoakah karena game ini sudah benar-benar ditinggalkan oleh para pemainnya? Ataukah ada alasan lain di balik semua ini?

Kesalahan implementasi pada konten Season Pass ditengarai menjadi penyabab utama. Pada Maret lalu, Respawn mengimplementasikan Season Pass yang ternyata enggak memberikan pendapatan signifikan bagi EA.

Minimnya hadiah serta fitur di dalam Season Pass bisa jadi membuat banyak pemain melewatkan edisi Season Pass pertama Apex Legends. Tidak ada hal baru yang bisa pemain koleksi lain skin ekslusif yang nyatanya baru bisa didapatkan pada level teratas. Kehadiran karakter baru, Octane, ternyata juga belum bisa menghasilkan keuntungan.

Selain itu, faktor kejenuhan juga tidak bisa dihiraukan begitu saja. Jika dibandingkan dengan masa awal perilisannya, sudah  enggak banyak lagi yang bermain Apex Legends. Hal ini pun menandakan game ini sudah kurang diminati oleh para permainannya. Apalagi game ini juga dikritik karena terlalu repetitif jika dibandingkan dengan battle royale lain.

Apex Legends

Dua hal di atas pun bisa dikatakan menjadi kombinasi maut. Belum menghitung faktor eksternal, tepatnya dari para pesaingnya seperti Fortnite dan PUBG yang rutin update konten. Jadi, sudah bisa diprediksi bahwa Apex Legends akan mengalami masa seperti ini.

Untungnya, Respawn dan EA cukup peka menanggapi masalah ini. Selepas Season Pass pertama yang bakal berakhir akhir Juni nanti, Respawn menjanjikan tambahan konten baru di musim kedua mereka. Tentu penggemar berharap kontennya bakal ditambahkan sehingga mereka rela menggelontorkan uangnya untuk melakukan mikrotransaksi.