Megalodon secara luas dianggap sebagai hiu terbesar yang pernah hidup di Bumi, dan salah satu predator vertebrata terbesar dalam sejarah.
Makhluk ini menjelajahi lautan dari sekitar 28 juta tahun yang lalu hingga sekitar 1,6 juta tahun silam, sebelum punah seiring runtuhnya zaman Pleistosen.
Dikutip dari IFL Science, beberpaa gigi yang ditemukan dari predator lautan ini memiliki tinggi total lebih dari 17 sentimeter.
Rekontruksi menggunakan rahang dan sisa-sisa fosil menunjukkan bahwa megalodon mungkin mencapai panjang maksimum hingga 54 kaki (setara 16,5 meter), sekitar 3 kali lebih besar dari hiu putih.
Jika dibandingkan, megalodon bahkan membuat T-rex seperti kelinci buruan.
Penyebaran luas fosil megalodon, khususnya gigi, menunjukkan bahwa hewan tersebut adalah spesie kosmopolitan yang menghuni berbagai ekosistem lautan, lebih menyuki perairan dangkal yang hangat dan beriklim sedang.
Mereka berada di puncak rantai makanan dan akan memakan mangsa besar seperti cetacea (lumba-lumba dan paus.)
Berbagai Kesaksian yang Meragukan
Seperti disebutkan, megalodon punah sekitar 1,6 tahun lalu. Tetapi beberapa orang tidak puas dengan klaim tersebut, dan yakin bahwa mereka mungkin masih ada.
Ada laporan saksi mata tentang hiu besar di sepanjang sejarah, dan juga berbagai ilustrasi hiu raksasa yang sekilas meyakinkan, dan juga beberapa visual penguat.
Salah satu yang sempat menghebohkan publik adalah cuplikan dari dokumenter produksi Discovery Channel, yang menunjukkan sirip punggung dan ekor hiu di sebelah kapal selam, di mana membentang sepangjang 64 kaki, atau setara 18,5 meter.
Film dokumenter itu sebenarnya adalah "mockumentary", alias semi fiksi, yang dinyatakan dalam keterangan sangat kecil di bagian akhir tayangan.
Begitupun fosil hiu besar yang tersapi di pantai bertahun-tahun lalu, juga kemungkinan besar adalah hiu putih besar.
"Siapa yang tahu pasti, tetapi Anda tidak bisa mengandalkan gambar sebagai bukti, itu bukan cara kerja sains," ujar Stephen Ashlee, salah seorang peneliti Ilmu Kelautan di Miami Univerty.
Catatan saksi mata juga sangat tidak bisa diandalkan, terutama ketika berhadapan dengan hewan laut terdampar dan membusuk.
Bagi mata yang tidak terlatih, hiu paus atau hiu putih bisa terlihat seperti sejenis raksasa megalodon.
"Itu kesalahan yang mudah untuk dilakukan," lanjut Ashlee.
Berbagai Kemungkinan Lain
Penemuan yang mungkin bisa tetap diperdebatkan hingga sekarang fosil hiu mulut besar (megamouth) pada 1976 silma, yang mmiliki panjang hingga 4,5 meter.
Hiu ini sangat jarang ditemui, dan menurut peneliti, memiliki peran sebagai pengumpan plankton, dan memiliki kecenderungan berenang dengan sangat dalam di siang hari, sehingga membuatnya sulit dideteksi.
Ini menyoroti fakta bahwa bahkan spesies hiu yang relatif besar dapat lolos dari dapat lolos dari radar manusia, dan menghabiskan waktu bertahun-tahun mengintai di lautan tanpa diketahui.
Tetapi, sekali lagi itu tidak membuktikan bahwa megalodon masih hidup.
Gagasan lain yang kadang muncul adalah: bisakah megalodon bersembunyi di lautan sangat dalam, lolos dari deteksi manusia?
Mungkin tidak. Bukti fosil dari megalodon menunjukkan bahwa mereka lebih suka perairan dangkal dan lebih hangat.
Mereka akan menghubi daerah dengan mangsa besar yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.
Diperkerikanan salah satu faktor yang berkontribusi pada kepunahan megalodon adalah migrasi mangsa ke perairan lebih dingin, membatasi sumber makanan yang tersedia bagi mereka.
Jika pun megalodon masih ada, kita akan tahu tentang itu. Mereka akan memakan hiu dan paus besar di seluruh dunia.