28-6-1820: Pertama Kalinya Orang Amerika Buktikan Tomat Tidak Beracun

Ilustrasi Tomat

Pada hari ini, 199 tahun silam, orang Amerika membuktikan bahwa tomat tidak beracun. Hal itu membantah anggapan dan kekhawatiran masyarakat Barat terhadap hasil botani yang konon mengandung senyawa berbahaya.

Sejak 28 Juni 1920, masyarakat mulai mengonsumsi sayur itu, baik sebagai saus, sup gazpacho, kondimen selasa, dan pelengkap sandwich.

Tomat berasal dari Amerika Serikat, pertama kali tumbuh di tanah Peru. Salah satu spesies tanaman itu bernama latin Solanum Lycopersicum diangkut ke Meksiko.

Botani itu kemudian dibudidayakan oleh bangsa mesoamerika. Sayur itu kemudian dimakan, dengan Suku Aztec dipercaya telah menjinakkannya untuk pertama kali.

Sayur itu diberinama tomat dari kata "tomati" bahasa Uto-Aztecan yang berarti "buah yang membengkak" sebagaimana dikutip dari laman History.com. Aztec dan peradaban Mesoamerika menggunakan buah itu secara luas dalam kuliner mereka.

Singkat cerita, "buah yang membengkak" itu tiba di daratan Eropa. Konon, penjelajah berkebangsaan Spanyol bernama Cortes telah membawanya, khususnya setelah ia merebut kota Aztec, Tenochitlan pada 1521.

Namun, sebagian yang lain percaya bahwa Christoper Columbus adalah orang yang membawa botani itu ke Spanyol pada 1493.

Terlepas dari siapa yang pertama kali membawa buah merah montok itu ke Eropa, tomat telah diperkenalkan dengancepat setelahnya. Orang-orang  Spanyol menyebarkan sayur itu ke seluruh koloni mereka di Karibia, dan kemudian ke Filipin dan Asia Tenggara, hingga akhirnya menyebar ke seluruh benua Asia.


Terbukti Tidak Beracun

Uniknya, saat tomat sampai di Inggris masyarakat enggak memakannya. Sayur itu dianggap beracun. Salah satu pembudidaya tanaman itu paling awal, juga percaya sayurnya beracun karena mengandung kadar tomat beracun. Ia adalah John Gerard, seorang tukang bedah tradisional.

Sebuah penelitian modern kemudian mengungkap, tomat memang mengandung kadar rendah glikolalkaloid dengan singat fungusida. Namun kadarnya sangat rendah sehigga tidak berbahaya.

Pandangan Gerard itu menarik perhatian banyak orang. Sayur itu dianggap tidak layak untuk  dikonsumsi di Inggris dan koloni Amerika Utara.

Namun akhirnya, seorang warga Amerika bernama Kolonel Robert Gibbon mengubah sejarah. Ia tidak mempercayai sama sekali desas-desus itu. Pada tanggal 28 Juni 1820, dipuncak musim tomat, ia membantah mitos populer dalam demonstrasi publik di tangga gedung pengadilan di Salem, New Jersey.

Ia menelan tomat mentah-mentah, dan tidak ada insiden apapun setelahnya. Masyarakat Amerika yang kemudian disusul Inggris, akhirnya mengonsumsi sayur itu.

Sejak itu, khalayak pun kemudian berbondong-bondong menikmati "buah montok berwarna merah" itu dalam berbagai kuliner.