Hamida Djandoubi adalah korban di Perancis dari eksekusi guillotine. Sebelumnya, Euqgen Weidmann adalah orang terakhir yang menghadapi hal seperti itu.
Ketika mendengar mengenai eksekusi guillotine, pikiran Anda mungkin tertuju pada Marie Antoniette atau Raja Louis XVI. Pemenggalan di depan umum adalah hal yang populer di tahun 1700-an dan berfungsi sebagai cara yang efektif untuk mengeksekusi penjahat dan pernyataan publik.
Hal itu tampaknya suatu bentuk eksekusi dan hiburan sosial yang efektif, bahkan ada pada abad ke-20, seperti dikutip dari All Thats Interesting.
Eksekusi mati terakhir dengan guilotine ini dilakukan pada 10 September 1977. Saat itu adalah di mana film Star Wars pertama tayang di bioskop dan juga di sekitar waktu yang sama ketika anak-anak di Amerika sedang menunggu untuk mendapatkan sebuah sistem permainan Atari baru.
Eksekusi Terakhir Setelah Banding Dua Kali
Djandoubi adalah seorang imigran Tunisia ke Perancis yang dinyatakan berasalah atas penculikan penyiksaan dan pembunuhan pacarnya --warga negara Prancis Elisabeth Bousquet. Ia juga dinyatakan bersalah atas penculikan beberapa gadis muda dan menahan mereka dirumahnya.
Dia dijatuhi hukuman mati pada Februari 1977 dan mengajukan banding dua kali sebelum akhirnya mengetahui bahwa hukumannya ditegakkan. Dia dieksekusi pada pukul 4:40, 10 September, di halaman Penjara Baumettes di Marseille.
Meskipun eksekusi Djandoubi dipublikasikan, lelaki it dieksekusi secara privasi karena undang-undang yang diberlakukan dari kekacauan eksekusi Eugen Weidmann.
Sebelumnya eksekusi Eugen Weidmann pada tahun 1936, adalah eksekusi terakhir yang dilakukan di depan umum Weidmann merupakan seorang narapidana Jerman yang pindah ke Perancis pada awal 1930-an guna mencari cara untuk menjadi kaya dengan cepat.
Eksekusi Terburuk
Bersama dengan dua temannya, Weidman menyewa sebuah vila di Saint-Cloud, Paris. Di sana, ketiga pria itu akan menculik turis kaya dan mencari uang serta barang berharga mereka lalu membunuh mereka.
Pada Maret 1939, Weidmann ditangkap bersama rekan-rekannya. Dia pria lainnya dibebaskan dari tuduhan dan hukuman penjara, sayangnyaWeidmann tidak beruntung. Dia diberi hukuman maksimal dan diperintahkan untuk dieksekusi melalui Guillotine, di hadapan publik di luar penjara.
Namun, eksekusi tersebut memicu kekacauan massal dan 'perilau histeris' yang diperlihatkan oleh publik. Ini menyebabkan Presiden Perancis Albert Lebrun segara memutuskan bahwa semua eksekusi di masa depan akan dijauhkan dari mata publik.
Itulah yang mereka lakukan, sampai akhirnya pada 1977, tradisi pemenjaraan yang dipenggal selama berabad-abad ini diakhiri.