"I've got the need, the need for speed!", Kutiman tersebut memang sudah tidak bisa lepas dari waralaba Need For Speed (NFS). Game balap ikonis keluaran Electronic Arts (EA) ini baru saja merilis seri terbaru mereka dengan judul Need For Speed Heat.
Walaupun telah sukses merilis serial-serial terbaik mereka seperti Hot Pursuit, Most Wanted, dan Underground 2, EA juga sempat merilis seri NFS yang dianggap kurang memuaskan sehingga mendapat rating buruk di situs Metacritic.
Untuk melengkapi peringkat NFS terbaik yang telah kami bahas sebelumnya, di bawah ini adalah peringkat seri terburuk versi Metacritic. Simak daftarnya dibawah ini!
5. Need for Speed: ProStreet (2006)
Need for Speed: ProStreet bisa dikatakan jadi upaya mengecewakan dalam sebuah waralaba yang sebenarnya sudah cukup solid. EA seakan kehilangan arah dengan meninggalkan konsep open world yang ada pada seri Most Wanted (2005) dan Carbon (2006), lalu memindahkannya ke game Burnout Paradise.
Kondisi ini pun seakan membuat Black Box selaku developer tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan segala yang tersisa. Hasilnya, mereka pun mengusung konsep simulasi balapan, tapi dangan embel-embel "Street" yang membuat penggemar berpikir bahwa game ini berpusat pada balapan liar yang sarat kebebasan.
Dari penilaian yang diposting oleh beberapa user Metacritic, mereka merasa "tertipu" karena unsur balapan jalanan ilegal dan open world ditiadakan. Meski begitu, mereka tetap menilai sistem dan mekanik balapan menjadi aspek positif pada game ini.
4. Need for Speed (2015)
Need for Speed bisa dikatakan memiliki segalanya sebagai balap ikonis garapan EA. Setelah beberapa tahun hadir dengan konsep balap liar "setengah hati", EA kembali ke "jalan yang benar" dengan game yang disebut sebagai versi reboot ini.
Sayang, anggapan kembali ke jalan yang benar tersebut enggak benar-benar terwujud. Need for Speed dianggap sebagai game yang kurang matang dan seakan dieksekusi setengah hati. Pasalnya, mekanik balap dianggap terlalu sederhana untuk ukuran game konsol. Belum lagi alur cerita yang seakan dibuat seadanya.
Seri kali ini boleh dikatakan jauh dari sempurna. Namun, pada poin tertentu, Need for Speed tampak istimewa. Visual permainan yang memukau, audio yang memompa adrenalin dan fitur kustomisasi yangdapat dilakukan sesuka hati membuat balapan di jalan-jalan gelap Ventura Bay menjadi sensasi yang luar biasa.
3. Need for Speed: The Run (2011)
Beberapa penggemar NFS menganggap The Run sebagai entri "kuda hitam". Seri ini jadi inovasi ditengah penggarapan ''setengah hati" yangdilakukan oleh EA. Pasalnya, The Run menggabungkan konsep Shift dan Hot Pursuit dengan konsep open world yang membuat dunianya tampak luas.
Bermain sebagai karakter Jackson "Jack'' Rourke, pemain ditugaskan untuk berkompetisi dalam balap liar lintas negara di Amerika Serikat. Kalian harus menysuri jalanan dari San Fransisco hingga New York sembari menjalankan misi dan berusaha menghindari polisi.
Meski punya premis yang potensial, game ini tetap dianggap sebagai salah satu kegagalan waralaba NFS. The Run dinilai punya alur cerita yang sangat kaku. Meski mengusung konsep open world, game ini lebih terasa seperti game arcade yang aspek replayablity-nya sama sekali tidak terasa. Penggemar setia NFS pun jadi cepat melupakan game ini.
2. Need for Speed Payback (2017)
Setelah vonis gagal Need for Speed (2015), penggemar setia waralaba ini pun berharap EA dan Ghost Games bakal berbenah untuk entri selanjutnya. Sayang, lagi-lagi harapan tersebut harus dihancurkan oleh EA dengan perilisan Payback.
Jika diibaratkan dengan film Hollywood, Payback terasa seperti karya sinema 'receh' yang digarap studio film besar demi mencari keuntungan semata. Selain mekanik balap yang masih terasa kekurangannya di berbagai sisi, alur ceritanya juga tidak bisa dinikmati dengan baik.
Lebih parahnya lagi, EA menerapkan sistem transaksi mikro berupa lootbox. Masalnya, modifikasi pada mobil harus dibeli secara acak melalui "Speed Cards" yang didapatkan dengan cara membayar menggunakan uang. Sistem ini pun dikritik habis-habisan oleh penggemar hingga membuatnya EA dicap sebagai perusahaan game yang tamak.
1. Need for Speed: Undercover (2008)
Game ini diplot sebagai penebusan dosa untuk mengembalikan NFS yang kehilangan arah pada ProStreet. Untuk itulah EA mengembalikan konsep balap liar dengan modifikasi sesuka hati seperti yang terakhir kali diterapkan di Carbon. Ironisnya, Undercover justru menyandang gelar rilisan paling memalukan waralaba NFS.
Secara keseluruhan, game ini terasa seperti tidak niat dikerjakan. Segala kekurangan terasa di berbagai aspek. Dari perspektif teknologi, Undercover dihantui oleh kendala teknis yang membuat pengalaman bermain jadi kurang mengasyikkan. Begitu pun alur cerita yang terkesan dipaksa harus melanjutkan kisah Most Wanted (2005).
Selain itu, penggarapan konten juga terasa bermasalah. Terlihat banyak pengulangan konten dari seri-seri sebelumnya. Khususnya pada map yang bikin penggemar setia NFS teringat pada Most Wanted (2005) maupun Carbon. Jadi, wajar jika Undercover dianggap sebagai seri terburuk dari waralaba game balap ini.