(REVIEW) Bad Boys for Life (2020)

(REVIEW) Bad Boys for Life (2020)

Jika ngomongin duo ikonis yang ada di Hollywood, pastinya duet antara Mike Lowrey dan Marcus Burnett dari waralaba Bad Boys enggak boleh luput dari predikat tersebut. Dua karakter yang diperankan oleh Will Smith dan Martin Lawrence ini berhasil menghibur penonton dengan aksi dan lawakan mereka.

Setelah sekian lama enggak tampil di layar, duet antara dua polisi Miami ini akhirnya bisa kita saksikan kembali di awal 2020. Berbeda dengan dua film sebelumnya yang digarap oleh Michael Bay, film ketiganya yang berjudul Bad Boys for Life diarahkan oleh dua sutradara baru, yaitu Adil El Arbi dan Bilall Fallah.


Film keluaran Sony Pictures ini memperlihatkan kembali aksi Mike dan Marcus di masa paruh baya meraka. Selalu terlihat kompak, dua sahabat ini mulai menunjukkan visi yang berada di masa tuanya. Marcus ingin fokus bersama keluargannya, sedangkan Mike ingin terus beraksi tanpa mengenal usia. Hingga terjadilah suatu masalah yang membuat mereka harus bersatu kembali untuk menyelesaikan. Tanpa berlama-lama lagi, langsung saja simak ulasannya berikut ini!

Dilema Dua Sahabat yang Mulai Berbeda Arah

Sebagai pengingat buat kalian, Bad Boys II dirilis pada 2003. Ini berarti ada jeda 17 tahun antara film kedua dengan ketiganya. Enggak heran jika Mike dan Marcus diceritakan sudah enggak punya kondisi fisik yang sama seperti dua film sebelumnya. Tubuh mereka yang prima mulai menua dan cara mereka menghadapi kasus pun dianggap kolot.

Usia yang enggak muda tentunya menciptakan pertentangan impian di antara keduanya. Sebagai kepala keluarga, Marcus ingin pensiun dan fokus pada keluarganya. Sebaliknya, Mike yang terasa enggak punya tanggungan ingin jika mereka terus bersama-sama menumpas kejahatan. ego dari masing-masing karakter membuat persahabatan mereka mulai diuji.


Petualangan batin antara Mike dan Marcus di masa paruh baya mereka terbilang sangat tepat untuk dijadikan plot utama Bad Boys for Life. Apalagi, mengingat usia aktor dan jarak film ketiga yang cukup jauh dari film keduanya. Plot ini juga ang membuat cerita di film jadi terasa lebih kompleks dari dua film pendahulunya.

Seri Bad Boys memang dikenal sebagai film aksi komedi. Namun, dua sutradara film ini, yaitu El Arbi dan Fallah, enggak hanya mengandalkan unsur tersebut. Saat kalian terpukau dengan aksi dan terpingkal-pingkal karena komedinya, kalian bakal menamukan beberapa adegan yang dapat membuat kalian terharu bagagia dan juga sedih.

Chemistry Sahabat yang Tak Lekang oleh Usia

Enggak salah jika Mike dan Marcus dinobatkan sebagai salah satu duet ikonis di Hollywood. Walau 17 tahun enggak berakting bersama, Smith dan Lawrence masih punya pesona besar untuk menghibur para penontonnya. Duet mereka di Bad Boys for Life terbilang sempurna dan menjadi poin plus utama di film ini.

Secara keseluruhan, film ini memang lebih condong menceritakan sisi Mike yang masih berambisius menjadi polisi di usia tuanya. Namun, bukan berarti kehadiran Lawrance redup begitu saja di film ini. Nyatanya, Lawrance mampu tampil menonjol dengan kasi dan lawakan kocaknya. Dominasi cerita mIke dan aksi lucu Marcus terbukti mampu menciptakan keseimbangan di film ini.

Karsma Smith dan Lawrence memang terlalu besar untuk disandingkan dengan aktor-aktor lain yang berpartisipasi di film ini. walau begitu, aktor lainnya terbukti tampil cukup baik, termasuk aktor yang memerankan karakter antagonis, yaitu Kate del Castillo. Aktris asal Meksiko tersebut mampu membawakan karakter Isabel Aretas yang penuh dendam dan begitu bengis.

Hadirkan Kejutan Sebagai Tribute Film Pendahulunya

Sebagai sekuel, tentunya Bad Boys for Life masih punya hubungan cerita dengan film-film pendahulunya. Buat yang benar-benar ngikutin waralaa ini, kalian bakal menemukan dua hal mengejutkan yang bisa bikin kalian flashback dengan film sebelumnya. Ini membuktikan bahwa dua sutradara baru film ini paham cara untuk menyenangkan para penggemar lamanya.

Kalian bakal menemukan sosok yang berjasa atas kesuksesan dua film sebelumnya muncul sebagai kameo. Bahkan, El Arbi dan Fallah enggak lupa untuk melanjutkan kisah karakter minor yang pernah muncul di Bad Boys II. Buat yang sangat hafal dengan film keduanya, kalian dijamin bakal kaget dan bahagia dengan perkembangan karakter minor tersebut.

Tampilkan Keindahan Dua Negara dengan Musik yang Ear Catching

Seperti dua film sebelumnya, Bad Boys for Life juga berlatar tempat di Miami. Bedanya, El Arbi dan Fallah juga menambahkan Meksiko sebagai latar lainnya. dengan menggunakan teknik long shot, film ini berhasil menampilkan keindahan Miami dan Meksiko pada beberapa adegan. Ditambah lagi dengan pemilihan tone warna yang hangat membuat kedua lokasi tersebut jadi semakin eksotis.

Namun, masih ada kekuarangan yang ditemukan di visualnya. Efek api yang muncul di akhir film terlihat cukup kasar dan palsu. Untungnya, kekurangan tersebut terbilang cukup minor, sehingga enggak mengganggu keseluruhannya filmnya.

Bad Boys pun enggak lengkap jika enggak diiringi dengan musik yang bisa bikin kalian bergoyang. Sepanjang film, kalian akan membedakan berbagai musik hiphop dan latin yang benar-benar sesuai mengiringi filmnya.

Bad Boys for Life menjadi bukti bahwa Hollywood masih mampu membangkitkan waralaba yang sempat tertidur panjang. Film ini dapat disaksikan oleh penonton berusia 17 tahun ke atas dan tayang sejak 17 Januari 2020.