(REVIEW) Ni no Kuni (2020)

(REVIEW) Ni no Kuni (2020)

Ni no Kuni jadi salah satu film anime yang ditunggu. Meski sudah tayang di Jepang sejak 23 Agustus 2019 lalu, jatah perilisan internasionalnya diambil alih oleh Netflix dan tayang mulai 16 Januari 2020. Menggandeng kembali Yoshiyuki Momose yang juga menggarap storyboard gamenya, kalian tentu berharap banyak sama film anime ini.


Dari trailer-nya, kalian bisa tebak bakal ada petualangan yang menanti para tokoh dalam film ini. Meski judulnya enggak asing karena memang diadaptasi dari game konsol berjudul sama, film ini enggak mengadaptasi langsung kisah dalam gamenya. Apakah ada kejutan menanti? Apakah ekspektasi kalian bakal terbayarkan? Langsung saja simak ulasannya berikut ini!

Tentang Ikatan yang Enggak Tergarap Sempurna

Ni No Kuni Netflix
Menyajikan kisah yang jauh berbeda dari gamenya, Ni no Kuni mengisahkan dua sahabat, Yu (Kento Yamazaki) dan Haru (Mackenyu Arata), yang suatu hari terbawa ke dunia lain yang ternyata terhubung dengan dunia yang kita tempati sekarang. Sebelum terbawa ke sana, mereka mendapati Kotona (Mei Nagano) ditusuk pisau oleh pembunuh misterius. Ternyata, bakalakangan diketahui bahwa semua hal yang terjadi di dunia ini terhubung dengan Ni no Kuni alias 'Negeri Kedua' atau dunia lain itu.

Di Ni no Kuni, mereka menemukan bahwa Kotona adalah seorang putri kerajaan bernama AStrid yang sedang menderita karena terkena sihir hitam di tempat yang persis sama denngan tempat tikaman Kotona. Melihat hal itu, tanpa disadari, Yu berhasil menyelamatkan Astrid sekaligus menyelamatkan Kotona (karena dunia mereka tergabung).

Sampai sini, film ini masih menawarkan premis yang menjanjikan. Kenapa dunia mereka terhubung? Apa istimewanya menjadi "Pahlawan" di Ni no Kuni? Kenapa Yu bisa menggunakan sihir yanng dia sendiri enggak ketahui? Berbagai pertanyaan ini bakal langsung muncul dikepala kalian setelah kunjungan pertama ke Ni no Kuni. Tapi, jangan berharap mendapatkan jawaban yang memuaskan.

Nonton Ni No Kuni Netflix

Memang, sih, jawabannya ada,  tapi penyampaiannya kasar. Rasanya kayak lagi baca komik strip 4 kotak, jawabannya terpisah-pisah dan enggak menyatu. Akhirnya, kalian enggak bakal merasa, "Wow! Kok, bisa?" dan malah merasa penjelasannya penjelasannya terlalu mudah. Tokoh yang menjelaskan jadinya kayak ada di sana buat menjelaskan saja, bukan karena  peran penting lain.

Ibaratnya, karena aktornya enggak tahu dia ngapain disitu, akhirnya, ikatan yang mau digambarkan jadi kosong dan enggak berjiwa. Komposisinya: animasi yang enggak hidup, tokoh yang kurang berkarakter, dan musik yang jadinya enggak membangun, padahal Joe Hisaishi udah turun tangan menggarap musiknya, loh. Bukan berarti musiknya jelek, ya. Namun, karena ikatan yang mau ditampilkan enggak tergarap sempurna, akhirnya kalian enggak bisa lihat unsur-usur dalam film ini menyatu.

Kurang Sentuhan Magis

Ni No Kuni Netflix
Enggak adil memang kalau meminta terlalu banyak dari Yoshiyuki Momose cuma karena embel-embel dia banyak terlibat dalam berbagai proyek besar Studio Ghibli. Soalnya, yang membuat berbagai film animasi Ghibli berkesan dan enggak lekang dimakan zaman adalah unsur magis dan ide cerita yang enggak terpikirkan sama kalian sebelumnya. Namun, menonton Ni no Kuni, kalian bakal merasa udah menonton film ini di suatu tempat, kisahnya terasa familier, atau memang enggak berkesan aja.

Ni no Kuni pada dasarnya kisah penyelamatan damsel in distress aja dengna latar tempat yang kurang tergarap dan unsur isekai  yang hambar. Momose mungkin memang berhasil menjadikan gamenya sebagai game petualangan dengan kisah yang sanggup menggaet pemainnya. Akan tetapi, buat filmnya, Momose kayak kehabisan akal. Makanya, meski desain karakternya ciri khas Ghibli banget, film ini enggak disebut sebagai rilisan Studio Ghibli.

Ni No Kuni Netflix

Bisa dibilang, kurangnya sentuhan magis di dalamnya bikin film ini kayak enggak berjiwa. Oke, kalian bisa lihat dua tokoh utamanya dibawa ke dunia lain. Namun, kalian bahkan enggak dikasih kesempatan buat menikmati keajaiban di dunia itu selain di sana ada manusia dan "ras" lainnya yang rupanya menyerupai hewan. Momose juga enggak menyediakan tempat buat menjelaskan kenapa kota tersebut berwujud kompas. Ibarat mau pamer, film ini pamernya kurang all out.

Bisa diauki kalau detail kotanya keren banget. Namun, apalah artinya semua detail itu kalau enggak ada keseinambungannya sama cerita? Kalian jadi kayak datang ke pameran lukisan yang enggak bertema. Bagus, sih, tapi, ya, enggak ada istimewanya.

Animasi yang Enggak Membekas

Ni No Kuni Netflix
Salah satu yang bikin takjub—dan mungkin juga kalian—sama film animasi keluaran Studio Ghibli adalah animasinya yang halus, padahal dikerjakan manual. Yap, bukan rahasia lagi bahwa film-filmm Ghibli, apalagi yang memang langsung dikerjakan sama Hayao Miyazaki, digambar manual sekuen per sekuen dengan detail dan cermat. Sayangnya, kalian enggak bakal menemukannya dalam film ini.

Yah, berhubung memang bukan filmnya Studio Ghibli juga, sih, jadi pengerjaan background dan detail pertempuranya pakai CGI. Akhirnya, animasinya malah jadi terkesan kaku dan enggak ekspresif. Belum lagi pengisi suaranya yang juga kurang berkarakter. Akhirnya, beneran, deh, film ini jadi enggak membekas sama sekali.