Setelah menuai kontroversi pada desain awal karakternya, Sonic the Hedgehog (2020) akhirnya dirilis pada Februari lalu dan menjadi film adaptasi game terlaris sepanjang masa. Jim Carrey selaku pemeran Dr. Robotnik di filmnya pun kabarnya tertarik untuk untuk menggunakan kostum gemuk seandainya ada sekuelnya. Hal ini diungkapkan oleh Pat Casey selaku skrip dari Sonic the Hedgehog.
"Saya pikir hal tersebut akan lucu! Jim Carrey mengatakan, 'untuk film kedua harus memiliki kostum gemuk yang besar'. Jadi, dia (Carrey) ingin melakukannya, tapi saya rasa para produser sedikit gelisah terkait berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengeluar-masukkan dia dari kostum gemuk tersebut tiap harinya. Jadi kita lihat saja. Mungkin kita akan melakukannya,'' ungkap Casey dalam sesi wawancara dengan Fandom.
Perubahan wujud Robotnik menjadi gemuk tersebut seandainya ada sekuel Sonic the Hedgehog sebenarnya enggak terlalu mengherankan. Sebab, pada versi game Sonic, Robotnik memang digambarkan sebagai seorang villain dengan bentuk tubuh yang sangat bulat layaknya sebutir telur . Hal inilah kemudian yang membuat musuh bebuyutan Sonic tersebut mendapatkan julukan Eggman, yang pada versi filmnya belum disebutkan.
Casey juga mengungkapkan bahwa Jim Carrey memberikan ide terkait perubahan wujud Robotnik menjadi gemuk dalam sekuelnya. Carrey mengusulkan agar Robotnik memiliki alergi terhadap jamur yang kemudian membuat tubuhnya membengkak layaknya telur, mengingat sang karakter terjebak dalam Mushroom World pada akhir filmnya. Meskipun sebenarnya hal tersebut berbeda dengan versi komiknya yang lebih melibatkan sebutir telur basi terkait perubahan tubuhnya.
Sayangnya, pihak Paramount Pictures hingga saat ini belum mengumumkan apakah mereka bakal memberikan lampu hijau terkait sekuel the Hedgehog. Namun, Par Casey serta sutradara Jeff Fowler mengaku sangat terkait untuk menggarap proyek sekuel filmnya.
Terlepas dari ulasan yang campur aduk dari kritikus, Sonic the Hedgehog tetap mendapatkan respons positif dari para penggemarnya. Buktinya, film tersebut berhaisl meraih pendapatan sebesar $306,8 juta (sekitar Rp4,7 triliun) meskipun belum tayang di Tiongkok akibat pandemi virus Corona alias COVID-19.