8-1-1835: Bayar Lunas, AS Sama Sekali Tidak Memiliki Utang

Potret presiden Amerika Serikat ke-7, Andrew Jackson (Wikimedia Commons)

Pada 8 Januari 1835, semua tokoh politik besar Amerika Serikat (AS) berkumpul di Washington DC untuk merayakan apa yang baru saja dicapai oleh Presiden Andrew Jackson. Seorang senator bangkit untuk mengumumkan: "Tuan-tuan...utang nasional .. dibayar lunas!"

Momen tersebut merupakan sejarah satu-satunya yang terjadi dalam pemerintahan AS, diana berlangsung selama hampir setahun kala itu, demikian Today in History sebagaimana dikutip dari situs web National Public Radio pada Senin (7/1/2019).

Perlu diketahui bahwa utang selalu menjadi pilihan bagi AS untuk menggerakkan roda pemerintahannya. Setalah revolusi, para pendiri Negeri Paman Sam berdebat apakah perlu atau tidak untuk menghapus semua janji keuangan yang dibuat selama perang.

Apabila memutuskan untuk gagal bayar, maka hal itu akan "merusak sistem kredit yang berlaku di AS, dimana juga berpotensi meninggalkan perekonomian dengan basis pertanian yang subsisten,"kata Robert E. Wright, seorang profesor  di Augustana College di South Dakota.

Jadi AS sepakat sejak awal untuk mengkonsolidasikan utang semua negara bagian senilai US$ 75juta.

Selama masa-masa pasca-kemerdekaan, menurut Wright, Amerika Serikat selalu berusaha membayar lunas utangnya.

"Lalu akan ada perang lagi, dan utang akan naik lagi. Para politikus tidak pernah menyukai utang,"ujar Wright.

"Jadi, pertaruhan sebenarnya kala itu adalah seberapa cepat sebuah pemerintah melunasi utang nasional, bukan tentang keputusan untuk melunasi utang nasional, bukan tentang keputusan untuk melunasi atau tidak," lanjutnya menjelaskan.

Tapi, seperti halnya kondisi saat ini, tidak mudah bagi politikus untuk memotong pengluaran negara demi melunasi utang, sampai kemudian AndrewJackson menjabat sebagai presiden ke-7 AS.

"Bagi andrew Jackson, politik adalah hal pribadi,"kata H.W. Brands, seorang sejarawan di University of Texas. "Dia membenci bukan hanya utang federal. Dia sama sekali membenci utang."

Mantan Spekulan Tanah

Sebelum menjadi presiden, Jackson adalah spekulan tanah di negara bagian Tennessee. Dia belajar membenci utang ketika kesepakatan tanah menjadi buruk dan membuatnya terjebak pinjaman besar yang mencekik.

Jadi, ketika Jackson mencalonkan diri sebagai presiden, dia tahu musuhnya: bank dan utang nasional. Dia menyebutnya kutukan nasional. Dalam pikiran sang presiden, utang adalah "kegagalan moral".

"Dan gagasan bahwa entah bagaimana Anda bisa mendapatkan barang melalui utang hampir dilihat seperti ilmu hitam oleh Jackson,"ujar Brands.

Jadi, Presiden Andrew Jackson pun memutuskan untuk melunasi utangnya.



Untung dari Gelembung Harga Properti

Untuk mewujudkan cita-citanya dalam melunasi utang, dia mengambil keuntungan dari gelembung harga properti yang menggiurkan kala itu di Pantai Barat AS. Pemerintah federal memiliki banyak tanah disana, dan Jackson mulai menjualnya.

Jackson juga terkenal kejam dalam hal anggaran. Dia sebisa mungkin memblokir setiap tagihan pengeluaran masuk ke Gedung Putih dengan melakukan pemangkasan besar-besaran.

"Dia memveto, misalnya, program untuk membangun jalan raya nasional,"kata Brands. "Dia menganggap ini tidak konstitusional di tempat pertama, tetapi kebijakan yang buruk ditempat kedua."

Ketika Jackson baru menjabat, utang nasional AS mencapai sekitar US$ 58 juta, atau sekitar Rp 817 miliar. Enam tahun kemudian, dimasa pemerintahannya yang kedua, semua itu hilang, lunas terbayangkan.

Menarknya, juga kala itu, pemerintahan AS sebenarnya mengalami surplus, menerima lebih banyak uang dari yang diperkirakan. Di saat bersamaan juga, pengeluaran dapat ditekan dengan sampai baik.

Namun, hal itu justru mencuptakan masalah baru, yakni yang harus dilakukan dengan semua kelebihan uang itu?

Jackson sudah memastikan bank nasional (yang dia benci lebih dari utang). Jadi dia tidak bisa menaruh uang di sana. Dia memutuskan untuk membagi surplus tersebut ke seluruh negara bagian.

Tetapi, menurut sejarawan ekonomi John Steele Gordon, prsta itu tidak berlangsung lama.

Bank-bank negara menjadi sedikit gila, Mereka mencetak sebanyak uang, dan gelembung harga tanah menjadi sangat tidak terkendali.

Andrew Jackson mencoba memperlambat segalanya dengan mengharuskan semua penjualan tanah pemerintah harus dilakukan dengan emas atau perak. Pada kenyataannya, itu merupakan ide buruk.

"Itu adalah kecelakaan besar, dan awal dari depresi terpanjang dalam sejarah amerika," kata Gordon."Itu semua sbenarnya berlangsung enam tahun sebelum ekonomi mulai tumbuh lagi."

Selama depresi, pemerintah mulai meminjam uang lagi.