Australia Ungkap Pencurian Susu Formula untuk Pasar Gelap China

Bendera negara Australia - AFP

Polisi negara Australia berhasil menahan lima orang yang diduga terlibat dalam sindikat pencurian susu formula bayi senilai 1 juta dollar Australia.

Susu formula sebanyak itu diperdagangkan dalam pasar gelam di China, sebagaimana dikutip dari ABC Indonesia.

Proses penyelidikan kasus ini telah dilakukan sejak Februari 2018 silam, pasca terjadinya serangkaian kasus pencurian.

Otoritas kepabeanan Australia berhasil menahan seorang pria berusia 31 tahun bagian dari terduga sindikat, ketika ia mendarat di Bandara Sydney dari China, Sabtu pagi.

Tuduhan dijatuhkan pasca pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas terhadap koper yang dibawa oleh pria tersebut.

Sebelumnya, pada Agustus tahun 2018 silam, kepolisian New South Wales telah menemukan 4000 kaleng susu formula dalam pemeriksaan di dua rumah kawasan Carlingford.

Selain susu formula, polisi juga menemukan vitamin, madu manuka, dan uang lebih dari 20 ribu dolar Australia.

Hingga saat ini, secara keselueuhan polisi telah menahan lima orang yang diduga mendapatkan keuntungan dari hasil kejahatan tersebut.

Detective Superintendent Daniel Doherty mengatakan penyelidikan akan terus berlanjut.

 "Ini merupakan penyelidikan yang seksama." ujarnya.

"Polisi akan terus mencari mereka yang berusaha mendapatkan uang dengan cepat, namun merugikan orang lain," pungkas Doherty.


Skandal Kebutuhan Balita di China

Skandal susu formula yang melibatkan pasaran China bukanlah pertama kali terjadi. Pada 2008 silam, ratusan anak di China dilaporkan keracunan akibat susu formula tersebut. 

Senebtara itu, beberapa waktu lalujuga terjadi skandal kebutuhan pokok bayi di Provinsi Jiangsu, China, yang berupa vaksin polio kedaluwarsa, Dari kasus tersebut seratus anak terkontaminasi.

Akibatnya tiga pejabat diberhentikan secara tidak terhormat, sebagaimana dikutip dari The Straits Times.

Otoritas setempat menemukan bahwa 14 anak telah menerima vaksin kedaluwarsa pada periode 11 Desember 2018 hinga 7 Januari 2019, mengutip dari sumber pemerintah China.