Taliban Serang Pangkalan Militer Afghanistan, Seratusan Orang Tewas

Serangan mematikan Taliban pada Senin 21 Januari 2019 menewaskan lebih dari 100 orang di Afghanistan (AFP Photo)

Pasukan Taliban dilaporkan telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap sebuah kompleks militer Afghanistan di Provinsi Maidan Wardak, dimana menurut otoritas setempat, jumlah korban tewas mencapai lebih dari 100 orang.

Insiden yang terjadi pada Senin 21 Januari 2019 waktu setempat itu menyasar kampus Direktorat Keamanan Nasional (NDS), dan merupakan serangan terbaru dari serangkaian teror mematikan oleh Taliban dalam beberapa bulan terakhir.

Dikutip dari The Guardian pada Selasa (22/1/2019), Taliban sendiri diketahui telah menguasai sekitar setengah dari total luas wilayah Afghanistan.

Pihak berwenang Afghanistan mengatakan serangan itu dimulai pada Senin pagi, ketika sebuah Humvee --kendaraan jip lapis baja-- buatan AS dibawa masuk ke komples dan meedak, Orang-orang bersenjata juga melepaskan tembakan, sebelum dibunuh oleh pasukan keamanan.

Pejabat pemerintah, berbicara dengan syarat anonim, telah memberikan perkiraan yang berbeda dari jumlah korban tewas. Satu diantaranya mengatakan bisa mencapai 126 orang dan lainnya mengatakan lebih banyak lagi yang diduga terluka.

"Delapan pasukan khusus termasuk diantara mereka yang tewas," kata seorang anggota senior kementerian pertahanan setempat.

Klaim lain datang dari seorang pejabat kementerian kesehatan ,asyarakat Afghanistan, yang mengatakan total korban tewas dan terluka mencapai sekitar 140 orang.

Namun, beberapa pihak lain mengklaim perkiraan yang lebih konservatif. Seorang pejabat senior NDS di Kabul mengatakan setidaknya 50 orang terbunu atau terluka.

Aburrahman Mangal, juru bicara gubernur provinsi di Maidan Wardak, mengatakan 12 orang tewas dan 12 lainnya luka-luka ketika bom mobil meledak di dekat unit pasukan khusus Afghanistan.

Militan Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Menurut juru bicaranya, Zabiullah Mujahid, mereka mengklaim telah membunuh 190 orang.

Pekan lalu, para militan Taliban meledakkan sebuah bom mobil di luar kompleks hunu=ian berpengaman tinggi di kKabul, menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai lebih dari 110 warga Afghanistan  dan ekspatriat.

Sementara itu, beberapa analisis menduga peningkatan intensitas serangan Taliban baru-baru ini adalah sebuah taktik untuk meraih daya tawar tinggi dalam pembicaraan yang sedang berlangsung dengan utusan AS untuk Afghanistan.

Menunjukkan Kelemahan Pasukan Afghanistan

Bom Mobil Taliban Tewaskan Empat Orang di Afganistan

Para pejabat kementerian pertahanan Afghanistan mengatakan bahwa Taliban telah menggunakan Humvee, yang dicuri dari pasukan Afghanistan, sebagai bom untuk menghancurkan benteng militer.

Hussein Ali Baligh, seorang anggota dewan provinsi setempat, mengatakan:"Pagi ini, sekitar pukul 7 pagi, sebuah Humvee memasuki blok NDS di ibu kota.....sekitar 150 personis NDS hadir pada saat serangan itu. Humvee meledak tepat setelah memasuki kompleks. Bangunan itu benar-benar hancur."

Setelahnya, dua orang pria bersenjata diketahui melanjutkan seranga dengan senjata api, sebelum kemudian berhasil ditembak mati.

Baligh mengatakan serangan itu memicu kekhawatiran di provinsi Maidan Wardak, yaitu tentang bagaimana sebuah Humvee yang berada di tangan pasukan pemerintah dapat melewati pos-pos pemeriksaan, dengan membawa bahan peledak.

"Itu menunjukkan kelemahan pasukan kita," katanya.

Sharif Hotak, seorang anggota dewan provinsi di Maidan Wardak, mengataka ndia telah melihat jenazah 35 personil pasukan Afghanistan di rumah sakit.

"Banyak lagi yang terbunuh, Beberapa jenazah diangkut ke kota Kabul, dan banyak yang terluka turut dipindahkan ke rumah sakit di ibu kota," kota Hotak, menambahkan bahwa pemerintah menyembunyikan jumlah korban yang akurat, untuk alasan tertentu.

Pemerintah Sembunyikan Jumlah Pasti Korban Tewas?

Di lain pihak, dua orang pejabat senior di kementerian dalam negeri Afghanistan mengatakan jumlah korban persis tidak dungkapkan untuk mencegah kerusuhan di dalam angkatan bersenjata.

"Saya telah diberitahu untuk tidak membuat angka kematian publik. Sangat frustasi menyembunyikan fakta," kata seorang pejabat senior setempat.

Kantor presiden Afghanistan , Ashraf Ghani, mengatakan "musuh negara" telah melakukan serangan terhadap personel NDS di Maiden Shahr, ibu kota provinsi. "Mereka membunuh dan melukai sejumlah putra kami yang terkasih dan jujur," katanya.

Dia menambahkan: "Kelompok-kelompok teroris dan pendukung asing mereka tidak dapat melemahkan moral tinggi pasukan keamanan dan pertahanan kita yang berani, karena mereka memiliki keinginan besar untuk menindas teroris."

Ghani memerintahkan para pejabat untuk menyelidiki serangan ini.