11-2-2011: Akhir Kepemimpinan Tangan Besi Husni Mubarak di Kursi Presiden Mesir

Mantan presiden Mesir Husni Mubarak (AFP/Amir Nabil)


Pada 11 Februari 2011, tepat delapan tahun silam, menjadi hari bersejarah bagi warga Mesir. Presiden Mesir Husni Mubarak menyatakan pengunduran dirinya setelah berkuasa selama 30 tahun.

Selama menjabat, Husni Mubarak dikenal sebagai pemimpin diktator yang menjalankan pemerintahan dengan tangan besi dan hirarki yang kuat.

Pengunduran diri Mubarak ini disampaikan oleh Wakil Presiden Mesir Omar Suleiman dalam tayangan televisi, demikian sebagaimana dikutip dari BBC.

Kata Suleiman, kekuasaan pemerintahan Mesir selanjutnya diserahkan ke militer.

"Atas kehendak dan kuasa Tuhan, Mesir baru saja melalui masa-masa sulit. Dan kini Presiden Husni Mubarak menyatakan mengundurkan diri dari pemerintahan,'' ujar Suleiman.

"Semoga Tuhan memberkati kita semua," imbuh dia.

Saat pengumuman tersebut, Mubarak telah meninggalkan mesir. Dan tengah berada di resort Sharm el-Sheikh yang berada di kawasan Laut Merah. Lokasi tersebut menjadi tempat peristirahatan usai menjabat sebagai kepala negara.

Menanggapi pengumuman Wapres, pihak militer menyatakan akan tetap menjaga kedaulatan rakyat. "Tidak ada legitimasi lain, selain kedaulatan rakyat."

Mileter Mesir saat itu dipimpin oleh Menteri Pertahanan Mohamed Hussein Tantawi.

Sementara itu, rakyat Mesir merayakan pengunduran diri Mubarak di Alun-alun Tahrir. Mereka berteriak ekspresi merdeka dari kepemimpinan diktator Mubaral.

Pemimpin Oposisi Mohammed ElBaradei mengatakan, "ini adalah hari terbaik dalam hidup saya. Anda tidak akan bisa merasakan betapa bahagianya warga Mesir saat ini, atas kemerdekaan dan kemanusiaan penuh yang sekarang kita bisa mulai rasakan.''

Riwayat Pemerintahan Husni Mubarak

Husni Mubarak mulai menjabat sebagai Presiden Mesir sejak 14 Oktober 1981.

Di bawah Konstitusi Mesir 1971, Mubarak memiliki kuasa yang luas di negaranya. Sehingga ia memanfaatkan hal tersebut untuk mengeluarkan sejumlah kebijakan yang dianggap menguntungkan diri sendiri dan tidak pro-rakyat, termasuk untuk mengatur agar dirinya bisa selalu menang pemilihan presiden.

Pada 1982, ia mmenjabat Presiden Partai Demokratik Nasional dan terpilih kembali sebagai presiden (1987). Periode 1989-1990, ia menjabat Ketua Umum Organisasi Persatuan Afrika "OAU".

Ia terpilih kembali sebagai presiden pada 1993 dan menjabat lagi sebagai Ketua Umum Organisasi Persatuan Afrika "OAU" pada periode 1993-1994.

Sejak Juni 1996, ia menjabat Ketua Umum Arab Summit. Ia terpilih kembali sebagai presiden pada 1999 dan menjabat Ketua Umum G-15 pada periode 1998-2000.

Sejarah lain mencatat pada 11 Februari 1953, Uni Soviet resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Sementara itu, pada 11 Februari 1990, tokoh anti-apartheid Nelson Mandela dibebaskan setelah mendekam di penjara selama 27 tahun.