5-2-1869: Penemuan Welcome Stranger, Bongkah Emas Terbesar di Dunia...

Ilustrasi Bongkahan Emas (Wikipedia Commons)

Pada 150 silam, dua warga negara Inggris bernama John Deason dan Richard Otas, tengah berjalan di area perkebunan di Australia. Saat menyusuri jalan setapak, mereka menemukan sebuah pohon rindang dan memutuskan untuk beristirahat di bawanya.

Salah satu dari dua lelaki itu lantas berinisiatif untuk menggali tanah di dekat tanaman besar itu. Mujur benar nasib mereka menemukan sebuah pohon rindang dan memutuskan untuk beristirahat di bawahnya.

Dilansir dari situs Revolvy, logam mulia terbesar di dunia itu ditemukan oleh Deason dan Oats di Moliagul, Victoria,  Australia. Oleh mereka, bongkahan emas ini bahkan diberi julukan: "Welcome Stranger".

Benda seberat 97,14 kilogram tersebut berbentuk cenderung tak beraturan, dengan sisi terpanjangnya mencapai 61 cm. Emas ini diperkirakan bernilai US$ 3 sampai 4 juta, atau sekitar Rp 41,9 - 55,9 miliar jika dijual pada hari ini.

Jangan bayangkan Deason dan Oats harus melakukan ekspedisi berhari-hari dan menggali tanah sangat dalam, seperti dalam dongeng pencarian harta karun.

Pasalnya, bongkahan emas ini ditemukan hanya 3 sentimeter di bawah permukaan tanah, dekat dengan pangkal pohon yang berada tak jauh dari sebuah lereng yang mengarah ke karng Bulldog Gully.

Saat ditemukan, tidak ada satu pun alat timbang yang dapat mengukur bobot emas sebesar itu. Akhirnya sang penemu memotongnya menjadi tiga bagian, dengan bantuan seorang pandai besi bernama Archibald Walls, di sebuah daerah Dunolly.

Setelah emas berhasil dijadikan lebih kecil, Deason dan Oats --yang diikuti beberapa orang teman-- pergi menuju London Chartered Bank of Australia, di kota yang sama dengan tempat pandai besi berada.

Sesampainya di bank, transaksi jual beli pun dilakukan. Meski ukurannua besar dan berat, namun mereka hanya dibayar sekitar 9.381 pound sterling atau sekitar Rp 171,7 juta saja.

Pada Februari 2018, nilai "Welcome Stranger"telah beruba enjadi amat fantastis, yakni US$ 3,8 juta atau berkisar Rp 53,2 miliar.

Bongkahan Dilelehkan

Ilustrasi John Deason dan Richard Oats bersama dengan beberapa orang anggota keluarga (Wikipedia Commons)

Segera setelah memberikan uang kepada Deason dan Oats, bank melelehkan bongkahan emas itu dan mencetak ulang logam mulia.

Mereka bermaksud mengirimnya ke Bank of England yang berada di Melbourne, dalam berntuk emas batangan. Pihak bank membawa harta bernilai mahal tersebut dengan menaiki kapal uap pada 21 Februari 1869, beberapa pekan sejak transaksi.

Pada tahun 1850-an hingga 1880-an memang disebut sedang terjadi 'demam emas'. Anggapan ini dibuktikan dengan ditemukannya seujumlah bongkahan emas di Australia.

Penemuan emas dalam ukuran bebas tersebut telah menjadi kisah legendaris yang menjadikan setiap penemunya menjadi kaya mendadak.

Mengingat pentingnya sejarah, namun di sisi lain, emas telah terlanjur dilelehkan, Museum of Applied Arts and Sciences di Australia lantas membuat model dari bongkahan itu.

Dikutip dari situs resmi museum , hal itu dilakukan agar pengunjung memiliki gambaran yang jelas terkait kejadian penemuan emas, dan untuk menginspirasi sebagian dari mereka untuk menemukan bongkahan yang lain di kemudian hari.

Selain itu, pada tanggal yang sama, tahun 1985, perang antara bangsa Roma dan Kartago (Tunisia) -- yang dinamakan Perang Punisia-- resmi berakhir. Ini adalah pertempuran terlama yang memakan waktu seama 2.131 tahun.

Lalu, masih di tanggal yang sama pada tahun 1783, gempa bermagnitudo 7,5 hingga 8 mengguncang Calabria, Italia. Hanya dalam 1 menit, 100 desa hancur lebir, beberapa di antaranya bahkan rata dengan tanah. Tak ada apapun yang tegak berdiri, tiada manusia yang selamat. Lindu dahsyat juga membelah tanah. Jurang sepanjang 1 mil (1,6km(, dengan kedalaman 100 kaki(30,4 meter) terbentuk tiba-tiba.