62 tahun yang lalu, ketika Perang Dingin mulai berkecamuk, Amerika Serikat mulai melaksanakan perintah eksekutif Presiden Harry S Truman yang menetapkan penyelidikan loyalitas karyawan federal guna menakar kecenderungan keberpihakan mereka pada komunis.
Ketika perang urat syaraf antara AS dan Uni Soviet itu mulai berkembang setelah Perang Dunia II, kekhawatiran mengenai aktivitas komunis di Amerika Serikat, khususnya di pemerintah federal, meningkat.
Kongres (parlemen) AS kemudian meluncurkan penyelidikan pengaruh komunis di Hollywood, dan undang-undang yang melarang komunis dari posisi mengajar dilembagakan di beberapa negara.
Namun, yang paling mengkhawatirkan bagi pemerintahan Truman, bagaimanapun, adalah tuduhan terus-menerus bahwa komunis beroperasi di kantor-kantor federal.
Menanggapi ketakutan dan kekhawatiran ini, Truman mengeluarkan perintah eksekutif pada 21 Maret 1947, yang mengatur program untuk memeriksa loyalitas karyawan federal. Perintah eksekutif itu kemudian efektif dijalankan pada keesokan haru, 22 Maret 1947, demikian seperti dikutip dari History.com.
Dalam mengumumkan perintah eksekuutifnya itu, Truman mengindikasikan bahwa ia menghadapkan semua pekerja federal untuk menunjukkan ''kesetiaan yang total dan teguh'' pada Amerika Serikat. Apapun yang terasa kurang, katanya, ''merupakan ancaman bagi proses demokrasi kita."
Elemendasar dari perintah eksekutif Truman membentuk kerangka kerja untuk aparatur pemerintah yang luas dan kuat unutk melakukan pemeriksaan soal loyalitas.
Dewan loyalitas harus dibentuk disetiap departemen dan lembaga pemerintah federal.
Dengan menggunakan kriteria ''totaliter, fasis, komunis, atau subversif'' yang disediakan oleh jaksa agung, dan mengandalkan investigasi oleh Biro Investigasi Federal, dewan ini akan meninjau setiap karyawan.
Jika ada ''alasan yang masuk akal'' untuk meragukan kesetiaan seorang karyawan, ia akan diberhentikan. Dewan Peninjau Loyalitas dibentuk dibawah Komisi Layanan Sipil untuk menangani banding karyawan.
Program loyalitas Truman menghasilkan temuan bahwa hanya beberapa karyawan yang kesetiaanya ''cukup'' diragukan.
Namun demikian, untuk sementara waktu, perintah eksekutifnya menenangkan beberapa kritik bahwa pemerintahannya ''lunak'' terhadap komunisme.
Hal-hal berubah secara dramatis pada tahun 1949-1950.
Soviet mengembangkan bom atom, China jatuh ke tangan komunis, dan Senator Joseph McCarthy membuat pidato terkenal di mana ia menyatakan bahwa ada lebih dari 200'' orang komunis'' dilingkungan Kementerian Luar Negeri AS. Sekali lagi,tuduhan dilontarkan bahwa pemerintahan Truman '' memanjakan" komunis --menandai sebuah fenomena "Red Scare" atau "Ketakutan Merah" merebak di Amerika Serikat.
Red Scare adalah merebaknya ketakutan masyarakat atau negara tentang potensk kebangkitan komunisme, anarkisme atau sayap kiri radikal. Istilah tersebut paling sering dipakai untuk merujuk dua periode dalam sejarah Amerika Serikat.
Ketakutan Merah Pertama (First Red Scare), terjadi tak lama setelah Perang Dunia I, melibatkan tentang sebuah ancaman darigerakan buruh Amerika, revolusi anarkis dan radikalisme politik.
Ketakutan Merah Kedua (Second Red Scare), yang terjadi tak lama setelah Perang Dunia II, menyikapi para komunis dalam atau luar negeri dengan menginfiltrasi atau mensubversikan masyarakatAS atau pemerintah federal.