Hari ini, tepat 33 tahun silam atau 15 April 1986, Amerika Serikat melancarkan serangan udara di Libya. Hal ini mengakibatkan 100 orang tewas.
Seperti dimuat BBC, sekitar 66 jet tempur AS melesat kelangi Libya dan menyerang area Tripoli dan Benghazi, pada skeitar pukul 01.00 dini hari waktu setempat.
Juru bicara Gedung Putih, Larry Speakers mengatakan pihaknya menargetkan serangan ke markas militer Libya. Kendati demikian, laporan dari jurnalis setempat, serangan AS ini mengenai kawasan pemungkiman penduduk Bin Ashur.
Serangan ini mengenai area barak tentara, akademik militer, dan bandara milik tentara Libya. Area kedutaan besar di Tropoli juga terkena dampak serangan.
Selain itu, are perumahan keluarga pemimpin Libya, Muammar Khadafi juga diserang. Bayi perempuan hasil adopsi Muammar Khadafi, Hannah Khadafi tewas akibat serangan Amerika.
Pihak Rumah Sakit di Tripoli mengatakan pihaknya menerima ribuan korban akibat serangan. Selain warga Libya, sejumlah warga asing, seperti yang berasal dari Italia, Yunani dan Yugoslavia juga terluka.
Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan menegaskan serangan ini dilakukan sebagai balas dendam atas aksi terorisme pengeboman di diskotik La Bellae, Berlin Barat, yang disebut telah dilakukan oleh pihak Libya.. Pengeboman ini mengakibatkan sejumlah warga AS tewas.
"Ketika warga kita diserang dimanapun mereka berad, kami akan membalas,'' ujar Reagan, dua jam setelah serangan udara AS di Libya.
Menurut Reagan, langkah ini merupakan bentuk pertahanan negara AS sebagaimana yang tercantum dalam Passal 51 Piagam PBB.
Sebelumnya pada 5 April 1986, terjadi serangan bom di kelab diskotik Berlin, yang mengakibatkan dua warga AS dan 1 warga Turki Tewas. 15 tahun kemudian, Pengadilan Jerman menyatakan bahwa agen dari Libya sebagai yang bertanggung jawab atas pengeboman tersebut.
Pada September 2004, Libya menyetujui untuk membayar sekitar US$ 35 juta kepada 150 keluarga korban bom Berlin, yang bukan berasal dari AS.
Libya menyatakan tidak akan membayar ganti rugi ke AS lantaran pihaknya telah mengalami kerugian parah akibat serangan udara negeri paman sam.
Sejarah lain mencatat pada 15 April 1783, Perang Revolusi Amerika berakhir dengan disahkannya Perjanjian Damai. Kemudian 15 April 1865, Abraham Lincoln wafat setelah ditembak pada hari sebelumya oleh John Wilkes Booth.