Seperti fantasi di film Terminator, kayaknya kemampuan AI semakin berkembang tiap waktu. Di pertandingan Dota 2, kepintaran buatan milik Open AI berhasil membungkam skuat OG yang kemarin sempat memenangkan kejuaraan dunia The Internasional 8. Sebelumnya, di ajang The International 2017, Dendi juga sempat dihempaskan oleh kuatnya bot milik start-up Elon Musk ini.
Meski sang anak ajaib, Ana datang untuk memperkuat skuat ini, nyatanya kemampuan robot milik Open AI sangat kuat. Dengan responsivitas diatas kemampuan manusia biasa serta tumbuh berkat membaca data permainan berdurasi lebih dari 4500 tahun, Open AI bisa menguasai permainan di Dota 2.
Di seri best of 3, N0taiL dan kawan-kawan harus tunduk dengan skor telak 2-0. Ada semacam aturan khusus yang diberlakukan, dimana hanya ada 17 Hero yang bisa dipilih. Ini berkaitan dengan kemampuan Open AI yang belum bisa sepenuhnya memainkan ratusan Hero yang ada di Dota 2. Meski begitu, pemilihan draft yang cukup seimbang masih membuat Open AI bisa unggul atas sang jawara Dunia.
OG mencuri pilihan Earthshaker sebanyak dua kali sementara Open AI memegang teguh pilihan support Crystal Maiden dan carry Gyrocopter. Di dua game, kelihatan kalau kemampuan kepintaran buatan ini bisa melakukan inisiasi dan bermain sangat agresif. Enggak butuh waktu lama untuk mencuri farm, Open AI melakukan tekanan terus menerus ke arah OG yang semakin kalap hingga akhirnya berhasil mencuri kemenangan.
Enggak hanya membenutk permainan, Open AI bahkan bisa melakukan chat untuk seolah-olah memprovokasi OG. Ketika N0taiL menanyakan berapa win rate kemenangan Open AI, salah satu dari mereka menjawab dengan percaya diri di angka 95%. Semua ini, dioperasikan tanpa campur tangan manusia di dalam pertandingan.
Bagaimana menurut kalian? Apakah kemampuan AI ini memang bisa mengalahkan tim Dota2 terbaik sekalipun? Atau justru sebenarnya OG enggak bermain serius lantaran peraturan khususnya masih membatasi permainan? Bagikan pendapat kalian di kolom komentar, ya!