Insiden kebakaran katedral Notre Dame yang terjadi beberapa hari lalu tak dimungkiri telah berhasil menarik perhatian dunia. Hal itu dapat dilihat dari sejumlah rspons para pemimpin dunia.
Terlebih, katedral tersebut merupakan salah satu ikon bersejarah di Prancis. Karenanya, upaya restorasi katedral itu sedang dibahas oleh sejumlah pihak.
Salah satu opsi yang dapat digunakan untuk melakukan restorasi gereja tersebut ternyata berasal dari data game Assassin's Creed Unity. Alasannya, seperti dikutip dari Business Insider, game itu mengambil latar di Paris.
Selain itu, seperti dilaporkan oleh The Verge pada 2014, Ubisoft disebut membangun Katedral Notre Dame dengan sangat detail di game tersebut. Hal itu diungkapkan oleh salah satu artis Ubisoft, Caroline Miousse.
Dia mengatakan, dirinya menghabiskan waktu dua tahun untuk membuat gambaran katedral Notre Dame yang seakurat mungkin dalam game Assassin's Creed Unity tersebut.
"Saya membuat hal lain dalam game, tapi 80 persen waktu saya dihabiskan di Notre Dame,'' tuturnya sat game ini pertama kali dirilis pada 2014.
Katedral Notre Dame sendiri memang memegang peranan penting dalam game Unity. Sebab, tempat tersebut merupakan salah satu pusat dari game dan pemain dapat menjelajahi dengan bebas.
Meski belum dikethaui seperti apa kemungkinannya, Ubisoft sendiri sudah menyumbang uang sebesar 500 ribu euro (Rp 7,9 miliar) untuk membantu restorasi dan rekonstrusi bangunan tersebut.
Selain itu, Ubisoft juga mengumumkan pihaknya akan memberi akses gratis untuk game Assassin's Creed Unity bagi pengguna PC selama seminggu. Pemain yang tertarik dapat mengunduhnya dari situs Uplay atau Assasin's Creed.
Profesor Ajarkan Bahasa Italia Pakai Game Assassin's Creed II
Sebelumnya, seorang profesor menggunakan Assassin's Creed untuk mengajarkan bahasa Italia pada murid-muridnya. Dengan cara seperti itu, mereka bisa menguasai materi yang seharusnya diajarkan dalam dua semester hanya dalam satu kelas intensif.
Mengutip Science Daily, Simone Bregni, profesor bahasa, literatur, dan budaya di Saint Louis University, Amerika Serikat, menerbitkan tulisannya dalam jurnal Profession. Dia terinspirasi ketika bermain game pada usia 12 tahun di 1975. Dia menyadari bahasa Inggrisnya meningkat pesat saat itu.
Pada 1997, dia mulai menggabungkan permainan video diruang kelas dan laboratorium bahasa.
" Game kini telah berevolusi,'' kata Bregni. "Mereka saat ini adalah film interaktif.''
Dia telah berevolusi,'' kata Bregni. "Mereka saat ini adalah film interaktif.'' Dia telah menggunakan berbagai judul seperti Final Fantasy, Trivial Pursuit, Who Wants to Be a Millionare, Heavy Rain, dan Rise of the Tomb Raider di kelasnya. Namun, salah satu game yang paling berguna bagia dia dan siswanya untuk belajar bahasa Italia adalah Assassin's Creed II.
"Dalam kelas sastra Renaisans Italia misalnya, para siswa mengeksplorasi Florence saat berkembang di bawah kekuasaan Medici dengan memainkan Assassin's Creed II,'' kata Bregni alam sebuah pernyataan di koran.
"Siswa Amerika abad 21 menjadi bagian dalam kehidupan Ezuo Auditore. Pria 20 tahun dari keluarga yang makmur dan berkeliaran di sekitar budaya dan sejarah Florence buatan di tahun 1476.''
Lebih Tinggi 3 Hingga 5 Poin
Bregni menggunakan game untuk memperkuat kosakata dan tata bahasa. Dia memperkenalkan data budaya dan mengajari siswa dalam bahasa Itali. Setelah itu, Bregni mendiskusikan permainan dan merefleksikannya secara tertulis dalam proses yang dia sebut Identity, Acquire, Create (IAC).
Para siswa yang melakukan itu memiliki nilai sebesar 3 hingga 5 poin lebih tinggi daripada mereka yang melakukan kelas bahasa Itali tradisional.
Bregni sendiri hanya mengajar selama 30 menit seperti biasa untuk melatih tata bahasa, untuk kemudian diikuti dengan 20 menit bermain game.
"Saya benar-benar percaya bahwa belajar seharusnya menyenangkan,'' kata Bregni.
"Fakta itu menyenangkan tidak membuatnya tidal serius-hanya lebih efektif,'' kata Bregni.