Setelah 16 Tahun Menghilang, Buronan Paling Dicari di Inggris Berhasil Ditangkap

Ilustrasi buronan (Unsplash)

Baru-baru ini, salah satu buronan paling dicari oleh penegak hukum Inggris berhasil ditangkap di Malta, sebuah kota di Eropa.

Buronan tersebut bertanggung jawab atas pembunuhan brutal terhadap seorang pria di rumah pertanian Cheshire , Inggris. Pelariannya berakhir setelah 16 tahun.

Dikutip dari The Guardian, para detektif Inggris memburu Christoper Guest More Jr (41) sejak dia meninggalkan negara itu, tak lama setelah pembunuhan Brian Waters pada 19 Juni 2003.

Korban berusia 44 tahun itu disiksa dan dipukuli hingga tewas di depan duan anaknya yang sudah dewasa di Burnt House Farm di Tabley, dekat Kota Knutsford.

Tidak hanya diburu untuk diinterogasi sehubungan demgam kematian Waters, otoritas hukum Inggris juga menuduh More terlibat percobaan pembunuhan terhadap orang kedua, serta penyerangan terhadap korban lainnya di tempat kejadian.

Inggris memasukkna More kedalam daftar buronan paling dicari di Eropa pada bulan April lalu.

Badan Kriminalitas Nasional (NCA) mengatakan More ditangkap di daerah Swieqi, di utara pulau Malta, denga nsurat perintah penangkapan Eropa pada Kamis malam. Ia berhasil dibekuk dalam operasi bersaa dengan pihak berwenang setempat.

Manejer Regional NCA raham Roberts mengatakan: "Kami sangat senang bahwa setelah hampir 16 tahun melarikan diri dari penegakan hukum, Christoper Guest More Jr telah ditangkap dan sekarang harus kembali ke Inggris."

"Sudah banyak buronan yang berhasil kami tangkap, dari total 96 daftar paling di cari, kini tersisa 12 lagi yang masih berusaha menghindari hukum,'' lanjut Roberts menjelaskan.


Proses Ekstradisi Dimulai Hari Sabtu

Menurut Roberts, NCA telah mengdukung pihak berwenang Cheshire untuk terus mengembangkan penyelidikan mereka terhadap kasus pembuhan terkait.

"Kami terus memberikan dukungan dengan beberapa kemampuan spsialis kami, dan jaringan petugas internasional yang kami punya,'' ujar Roberts.

"Kami telah menunggu sangat lama untuk saat ini. Kami tidak akan pernah menyerah dalam perburuan. Para buronan lain harus benar-benar melihat ini, dan ingat betapa uletnya penegakan hukum Inggris,'' lanjutnya memperingatkan.

Proses ekstradisi More dimulai pada hari Sabtu ketika ia muncul di pengadilan di ibu kota Malta, Valetta.

Dia telah ditahan selama sidang berikutnya pada hari Senin.

Matt Burton, asisten kepala polisi di Cheshire constabary, mengatakan: "Tekad kami untuk menemukan Christopher Guest More Jr tidak goyah dan selama bertahun-tahun, kami tetap berkomitmen untuk menemukannya.''


Melibatkan Tiga Mantang Jurnalis BBC

Sementara itu, tiga orang mantan jurnalis investigasi BBC, yakni James Raven (60), Otis Matthhews (41), dan John Wilson (69), dijatuhkan hukuman seumur hidup setelah dinyatakan bersalah terlibat dalam pembunuhan Waters.

More, yang juga mengaku sebagai seorang jurnalis investigasi, diduga telah bersama ketiga pria tersebut saat sedang mendatangi sebuah properti terlantar, tempat Waters mengoelola pertanian ganja.

Kala itu, ketika disebut berusaha menagih utang terkait perdagangan obat-obatan terlarang.

Waters diikat ke kursi dan dipukuli di depan putranya Gavin, yang juga diserang, dan putrinya Natalie, yang baru berusia 21 tahun dan ditahan di bawah todongan senjata.

Waters dianiaya selama jurang lebih tiga jam.

Menurut hasil otopsi yang dibeberkan di pengadilan Kota Chester pada 2004 silam, penganiayaan tersebut menyebabkan 123 luka di sekujur Jasad Waters.