(REVIEW) Judgment

review judgement

Ryu Ga Gotoku kembali merilis game teranyar mereka untuk pasar dunia. Kali ini, Judgment menjadi suguhan spin-off dari serial Yakuza. Kini pemain bakal memakai Yagami, seorangdetektid dan pengacara yang berhadapan sama kasus krusial. Karakter protagonis yang punya latar belakang menarik bikin game ini jadi patut untuk dicoba.

Akan tetapi, apakah semua aspek dalam Judgement mampu menawarkan gameplay yang sangat bagus? Simak ulasannya berikut ini!



Skenario Permainan yang Beragam



Serial Yakuza dikenal mempertontonkan aksi pukul-pukulan yang intens. Sang pengembang Ryu Ga Gotoku kelihatan berusaha mempertahankan gaya permainan seperti ini. Meski begitu, karakter baru Takayuki Yagami yang kita pakai berprofesi sebagai detektif dan menjalani aktifitas yang berbeda dengan Kazuma Kiryu yang kita temukan di sepanjang serial.

Yagami bakal bekerja layaknya detektif, mengikuti orang, melakukan interogasi, hingga memata-matai menggunakan drone. Semua dimasukkan dengan baik ke dalam kerangka permainan Yakuza modern yang dapat pemain rasakan. Ragam skenario permainan inilah yang membuat game ini terasa seperti penyerangan dari seri Yakuza.

Jika biasanya karakter Kazuma harus berkembang dari segi kemampuan bertarung, kini Yagami harus memperhatikan kelihaian dirinya untuk menyelesaikan tugas. Pemain bahkan mampu mengendalikan drone hingga meyamar dan mengoleksi sejumlah kostum ketika memakai Yagami.


Latar Cerita yang Problematik


Premis cerita yang ditonjolan dalam Judgement berusaha menekankan sisi humanis Yagami. Sebagai detektif yang sering terlihat sama kasus penting, dirinya sering menggunakan pendekatan yang engga biasa seperti enggak segan memukuli saksi atau memeras mereka.

Dalam cerita, dikisahkan bahwa yagami harus membantu seorang bos Yakuza bernama Hamura. Sebagai petinggi Tojo, dia dijerat kasus pembunuhan berencana lantaran terlibat kisruh dan salah satu anggota Yakuza yang dia pukuli ditemukan terbunuh. Setelah mengumpulkan cukup bukti, Yagami berhasil membuat Hamura bebas dari jeratan hukum.

Enggak puas dengan prestasi ini, Yagami lantas menemukan bahwa sang pembunuh yang dia juluki sebagai "The Mole" ini harus ditangkap. Kejutan demi kejutan menyertai perjalanan Yagami dan membuat permainan berlangsung sangat panjang. Narasi yang baik membuat game ini cukup memikat sehingga memotong adegan terasa seperti merusak penceritaan yang kita dapatkan.

Ya, sangat disarankan bagi kalian yag bermain game ini untuk tidak memotong cutscene yang ditampilkan. Pasalnya, ceritanya begitu menarik untuk dinikmati. Terlebih game ini sangat menekankan sisi narasinya.


Tokoh Baru yang Mencuri Perhatian


Enggak bisa dimungkiri bahwa Yagami berhasil jadi salah satu contoh karakter baru yang menarik. Meski enggak segarang Kazuma, Yagami berhasil menceritakan kepada pemain bahwa keadilan puna banyak wajah. Meski sedikit temperamental, Yagami punya pendirian yang cukup kuat untuk mendukungnya bertindak dengan pantas.

Lantas karakter baru dalam spin-off ini membuat Ryu Ga Gotoku dan SEGA berhasil menyimpul kisah yang menghibur. Mengambil sudut pandang baru, Judgement menawarkan komposisi narasi yang baik dengan memfokuskan ceritanya pada sosok Yagami yang memikat. Meskipun alur cerita linear, penceritaan yang digarap Ryu Ga Gotoku kali ini layak diapresiasi dan disebut sebagai yang terbaik.


Gameplay Monoton dan Repetitif


Meski mampu menghadirkan kisah yang membuat kita penasaran untuk mengetahui akhirnya, Ryu Ga Gtoku bisa dibilang belum maksimal menggarap gameplay yang ada di game ini.

Mulai dari penggunaan makanan untuk menambah stamina dan adanya minigame yang bisa menjadi hiburan pemain, secara keseluruhan, game anyar ini terasa sangat mirip dengan Yakuza 6 dann Yakuza Kiwami 2. Jika direduksi, akhirnya kita hanya menemukan konten baru berupa skenario beragam yang ditujukan untuk memenuhi premis cerita.

Sayangnya, konten baru ini juga enggak berhasil digarap secara teknis. Aksi kejar-kejaran yang monoton, misi mata-mata yang repetitif, dan tibambah dengan gerakan yang terasa "kuno" membuat pengembangan menjadi terasa kaku. Latar distrik kota yang dinamis sayangnya belum menghadirkan fitur baru. Hanya variasi gameplay dan minigame serta perintilan ekosistem yang enggak banyak berubah. Terlebih pengembangan karakter untuk kemampuan investigasi kurang dijelajahi.

Berkurangnya intensitas bertarung juga membuat Judgement sempat terkesan lemah dalam menawarkan aksi. Karena bukan masuk ke anggota keluarga Yakuza, Yagami tidak memiliki konflik berat dan hanya bertarung sesekali dengan para berandalan. Di beberapa skenario adegan musuh khusus seperti para tokoh penting yang diinterogasi pemain masih menyajikan tantangan.

Meski begitu, pengembangan Judgement terasa berada dalam taraf yang masih baik. Interaksi antara skenario tidak membuat rasa bosan muncul ke permukaan. Malah, jika beberapa aspek seperti ekslorasi kota yang membuat pemain mengikuti jalan cerita. Setidaknya,  game ini berhasil memikat cerita yang dia pampang sebagai judul.


Penggarapan yang Kurang Maksimal


Buat para pecinta Yakuza, kehadiran Judgement bisa memberi sudut pandang baru yang tampil tegar. Kalau kalian enggak terganggu sama pengembangan yang belum maksimal, game ini bakal menawarkan sajian cerita baru yang dijamin bakal kalian suka.

Game ini juga akan terasa meyenangkan buat kalian para penggemar game puzzle yang menginginkan sedikit elemen aksi di dalamnya. Meski gameplay sedikit terasa membosankan, narasi yang disajikan akan membuat kalian seperti masuk ke dalam dunia virtual yang disajikan Judgement.

Sayang, lagi-lagi harus ditekankan bahwa game ini terasa kurang greget dari segi aksi. Jika kalian mengharapkan aksi pukul-pukulan ala Yakuza, Judgement bisa dikatakan bukan game yang tepat.

Ada satu hal yang juga harus kalian perhatikan. Meski unggul dari segi narasi, alur yang tersaji terasa begitu lambat. Terlebih elemen eksplorasi yang secara tak langsung membuat gamei ni lama kelamaan terasa dragging. Apalgi kalian juga harus menntaskan setidaknya 12 skenario cerita untuk bisa menamatkan game.