Alasan Kenapa PES Masuk Piala Presiden Esports 2020



Piala Presiden Esports 2020 hadir dengan eFootball PES 2020 sebagai salah satu cabang game resmi yang dipertandingkan. Sama seperti cabang lainnya, Free Fire, pemilihan game besutan Konami ini pun mengundang perdebatan.

Harus diakui, persaingan ketat game sepak bola antara waralaba PES dan FIFA memang menjaidi alasan. Mungkin bagi sebagian besarpecinta game sepak bola, FIFA dianggap lebih pantas karena lebih mendunia. Pertanyaan pun muncul, kenapa eFootball PES 2020 yang dipilih untuk Piala Presiden Esports 2020? Untuk menjawab pertanyaan ini, simak penjelasan mengapa Piala Presiden Esports 2020 lebih memilih eFootbal PES 2020 sebagai salah cabang utamanya dibawah ini.


1. Game Sepak Bola Rakyat Indonesia

Persaingan game sepak bola di Indonesia memang dikuasai oleh PES dan FIFA. Namun, kalau bicara soal siapa yang lebih "merakyat" di Indonesia, harus diakui PES lah yang paling menonjol.

Jika kita melihat ke beberapa rental Playstation (PS) di seluruh penjuru Indonesia, hampir sebagian besar pemain nampaknya lebih memilih bermain Winning Eleven alias PES. Alasan mereka sederhana. Pasalnya, game asal Jepang ini dianggap lebih simpel untuk dimainkan.

Selain itu, faktor kedekatan antara komunitas dan developer juga bisa jadi faktor utama. Tercatat beberapa kalia Konami mengadakan acara dan datang langsung ke Indonesia. Hasilnya, komunitas pun merasa lebih intim hingga terus mengadakan aktivitas serta kegiatan.

Dengan begitu, Pemerintah bersama IESPL sebagai penyelenggara melihat bahwa PES adalah pilihan yang tepat untuk dikelola lebih matang dalam bentuk kejuaraan esports.


2. Skena Esports Lebih Hidup di Asia Tenggara

Faktor kedekatan developer kepada komunitas PES di Indonesia juga punya dampak positif lain. Konam bisa dikatakan punya andil besar untuk menghidupkan skena esports di Indonesia. Hal tersebut bisa dilihat dari turnamen rutin yang diselenggarakan untuk mencari bibit-bibit berbakat.

Sejak 2010-an, Konami bersama komunitas PES seperti Liga1PES secara rutin mengadaka kejuaraan esports Nasional. Mereka pun enggak berhenti sampai situ saja. Pemenangnya pun punya kesempatan untuk berlaga di kejuaraan tingkat regional Asia Tenggara hingga Asia.

Upaya ini pun berbuah manis. Indonesia talenta terbaiknya yang masih berusia muda. Dialah Rizky Faidan, bocah ajaib yang telah memenangkan banyak gelar esports PES di level nasional maupun internasional sejak usia belia.

Bentuk komitmen Konami terhadap esports pun juga bisa dilihat dengan pertantian nama dari sebatas PES menjadi eFootball PES. Kata "eFootball" yang terpampang di depan menunjukkan bahwa Konami ingin fokus untk mengembangkan kompetisi esports.


3. Indonesia Punya Rizky Faidan

Rizky Faidan menjadi soosk hangat yang sedang dibincangkan di dalam esports. Usianya yang masih mudamembuat dirinya kaan diperhitungkan dalam beberapa tahun kedepan.

Perhitungan tersebut sangat jelas karena di usianya yang masih 16 tahun, Faidan berhasil menjuarai ajang PES League 2019 Asia di Jepang. Raihan itu membuat dirinya menjadi atlet esports PES nomor satu di Asia.

Raihan juara di Jepang membuat dirinya turun dalam ajang PES League World Final di London, Inggris. Meskipun dia harus gugur di semifinal setelah dikalahkan juara tahun lalu, rasanya hasil tersebut bukan hasil yang buruk. Usianya yang masih muda dapat memiliki proyesi jangka panjang.

Pemerintah jelas tidak ingin kehilangan momentum ini. Nama besar Faidan jelas membuat Pemerintah untuk memilih cabang PES di Piala Presiden Esports 2020. Dengan begitu, apabila terdapat kejuaraan skala Asia dan Internasional, Indonesia telah memiliki jagoan, yaitu Rizky Faidan.

Lagipula, momentum Piala Presiden Esports 2020 juga terbilang tepat untuk mencari bibit unggul lain. Setidaknya, jika Faidan menang lagi, hal ini akan jadi "latihan'' yang baik bagi dirinya untuk terus berkembang.

Kekalahan Faidan di Piala Presiden Esports 2020 juga bukan hal yang buruk. Itu artinya ada pemain lain yang patut diperhitungkan di skena esports PES. Jika Faidan saja bisa melanggeng ke level internasional, tak menutup kemungkinan pemain lain juga bisa ikuti jejaknya.


4. Proyeksi Asian Games 2022

Apabila menegnok ke Asian Games 2018, penampilan kontingen Indonesia dalam kancah esports cabang PES memang tidak memuaskan. Sebagai tuan rumah, Indonesia terhenti di babak penyisihan group. Hal kurang memuaskan itu jelas jadi bahan evaluasi besar untuk Indonesia.

Adanya cabang eFootball PES 2020 di Piala Presiden Esport 2020 bisa dikatakan memudahkan Pemerintah Indonesia untuk menjaring bakat esports PES. Ajang ini jgua dapat dijadikan untuk mengasah skill dan strategi para atlet.

Selain itu, ajang ini juga akan menambah jam terbang para pemain yang dapat mengasah mental mereka untuk bertanding di kejuaraan di tingkat internasional. Sebut saja Rizky Faidan yang saat ini dianggap sebagai pemain terbaik Indonesia.

Oleh karena itu, eFootball PES 2020 adalah pilihan yang tepat bagi Pemerintah Indonesia. Dengan adanya ajang tersebut, maka Indonesia dapat memiliki persiapan yang jauh lebih matang untuk Asian Games 2022 yang besar kemungkinannya kembali membawa PES sebagai cabang ame sepak bola utama.


5. Gameplay yang Lebih Taktikal, Cocok buat Esports

Setelah PES mengubah nama dengan tujuan fokus kepada kompetisi esports, rasanya Piala Presiden Esports 2020 tak salah pilih game ini sebagai cabang utamanya. Pasalnya, keduanya memang memiliki sinergi yang selaras. Namun, pertanyaan besarnya, kenapa harus PES dan bukan FIFA?

Gameplay eFootball PES 2020 yang lebih taktikan dirasa cukup tepat untuk dipilih dalam. Piala Presiden Esports 2020. Pasalnya, ketika bermain PES, kita tidak begitu memerlukan pergerakan skill individu yang begitu rumit untuk menembus pertahanan lawan.

Kita dapat mengatur taktik di formasi sesuai dengan kebutuhan kita. Selain itu, ketika kita sedang bermain, kita dapat mengubah taktik formasi kita menjadi tiga strategi. Jadi, kita bisa mengubah taktik formasi sesuai dengan kebutuhan.