(REVIEW) Call of Duty: Mobile



Demam game mobile nampaknya sudah mulai menjangkiti pengembang dan penerbit game barat. Buktinya bisa kalian lihat sendiri pada Call of Duty: Mobile, game garapan Tencent yang diterbitkan oleh Activision untuk pasar global, serta Garena di pasar Asia Tenggara.

Nama Call of Duty (CoD) tentunya enggak asing lagi bagi penggemar game shooter. Waralaba yang satu ini sudah cukup melegenda di ranah konsol maupun PC. Sayang, pamornya perlahan redup seiring munculnya game battle royale seperti PUBG.

Melihat kesuksesan PUBG dengan versi mobile-nya, enggak heran jika publisher sekelas Activision dan Garena tertarik untuk melakukan hal yang sama. Namun, apakah segala yang ditawarkan di Call of Duty: Mobile mampu bersaing dengan kompetitornya sesama battle royale yang telah lebih dulu populer di Tanah Air?

Kalau kalian penggemar Call of Duty atau suka main game shooter, simak ulasannya berikut ini!


Bukan Game Battle Royale

Tangkapan Layar
Ada satu hal yang penting wajib kalian dari Call of Duty: Mobile. Jangan sampai salah kaprah mengira game ini mengandalkan battleroyale. Justru, mode Deathmatch lah yang justru jadi fitur utama di game ini.

Yap, saat pertama kali bermain, kalian akan disuguhkan dengan mode Multiplayer bernama Frontline. Mode ini kurang lebih sama dengan mode utama game shooter lain seperti Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO) atau Point Blank (PB).

Sementara itu, mode battle royale baru bisa kalian nikmati saat akun kalian mencapai level 8. Hal ini pun jelas menunjukkan bahwa battle royale bukan menjadi andalan utama Call of Duty: Mobile.


Upaya (Hampir) Maksimal Rejuvenasi Tren Deathmatch


Fitur-fitur baru seperti Scorestreaks berperan membuat permainan jadi lebih atraktif. Di fitur ini, kalian bisa menggunakan ''senjata tambahan'' seperti UAV, Drone, hingga misil udara jika berhasil membunuh musuh secara beruntun.

Selain itu, ada juga Operator Skill. Dengan fitur ini, kalian bisa menggunakan senjata kelas berat seperti flamethrower atau gatling gun jika kalian berhasil mendapatkan banyak skor kill.

Secara keseluruhan, mode saling bunuh ini cukup sukses menghidupkan kembali euforia Team Deathmatch. Keseruan yang disajikan serta objektif untuk menjadi yang terbaik membuatnya terasa seperti magnet yang terus menarik kita untuk memainkannya.

Namun, ada sedikit catatan dari mode ini. Meski pada awalnya terasa nagih, potensi jenuh pun makin lama akan terasa jika kalian terus bermain mode ini secara non-stop. Terlebih, tempo permainan Deathmatch terasa sangat cepat dibandingkan dengan battleroyale.

Memang, untuk saat ini Tencent sukses mengkali repetisi dengan reward serta upgrade yang akan kalian dapatkan seiring meningkatnya level akun. Namun, jika update stagnan, tak heran jika pada akhirnya mode ini ditinggalkan secara perlahan oleh para pemainnya.


Battle Royale yang Lebih Variatif

Via Istimewa
Harus diakui, euforia battle royale membuat penggemar berekspektasi lebih terhadap Call of Duty: Mobile. Memang, battle royale tidak menjadi mode utama di game ini. Walau begitu, Tencent berasil mengeksekusi mode tersebut dengan baik.

Perlu kalian catat, mode battle royale di Call of Duty: Mobile bisa dikatakan sebagai portasi mode Blackout pada Call of Duty: Black Ops IV. Buat yang pernah memainkannya, pasti kalian merasa dua mode berbeda platform ini terasa sama.

Hal ini tentu menjadi nilai lebih buat Call of Duty: Mobile. Pasalnya, mereka melakukan langkah yang sama positifnya dengan PUBG dengan PUBG Mobile-nya. Keduanya sama-sama menarik dari segala aspek dan tidak membuat versi mobile-nya tidak seperti takedown dari versi PC.


Fitur yang lebih variatif juga menjadi nilai lebih battle royale Call of Duty: Mobile jika dibandingkan dengan PUBG Mobile. Format persenjataan serta perlengkapan memang sama. Namun, game ini punya lebi banyak senjata serta kendaraan. Bahkan, kalian sudah bisa mengendarai helikopter, fitur yang saat ini masih jadi wacana di PUBG Mobile.

Kelebihan lainnya adalah hadirnya sistem kelas. Ada enam kelas yang tersedia dengan skill yang berbeda. Misalnya Scout dengan kemampuan tracking musuh, Defender yang bisa membuat perisai, hingga Clown si pemanggil zombie alias si mainan robot pembawa bom.

Untuk saat ini, PUBG Mobile memang masih lebih unggul berkat pilihan map yang lebih banyak. Namun, jika Tencent terus mengeluarkan map baru, enggak heran jika Call of Duty: Mobile akan jadi pesaing terberat battle royale buatan Brendan "PlayerUnknown" Greene tersebut.


Visual yang Membangkitkan Nostalgia

Via Istimewa
Sama seperti ''saudara'' tuannya di platform seberang, kualitas visual menjadi salah satu kelebihan utama Call of Duty: Mobile. Memang, untuk saat ini CoD untuk PC atau konsol masih kalah fantastis ketimbang game lain. Namu, sang "adik" sudah pantas dibilang menjad isalah satu game mobile dengan grafis terbaik saat ini.

Grafis yang ditawarkan memang terlihat fantastis. Namun, sejatinya bukan itu yang bikin game ini istimewa. Keistimewaan itu akan lebih terasa bagi penggemar setia waralaba CoD. Pasalnya tampilan visual game ini bisa dikatakan membangkitkan nostalgia.

Map-map pada mode Deathmatch bisa dikatakan jadi adaptasi dari "saudara" tuanya. Begitu juga beberapa lokasi pada map mode battle royale yang mengambil inspirasi dari game-game lama CoD.

Perlu kalian catat, kenikmatan visual yang ditawarkan game ini tentu butuh pengorbanan. Dilansir Hutmobile, untuk mendapatkan pengalaman standar, smartphone Android kalian setidaknya dilengkapi chipset Snapdragon 625 dengan RAM 3GB dan GPU Adreno 506.

Sedangkan untuk pengalaman visual yang lebih fantastis, setidaknya gadget kalian minimal udah punya chipset sekelas Snapdragon 660 serta RAM 4GB ke atas. Memang cukup demanding, tapi sepadan dengan apa yang akan kalian dapat.


Berusaha Seimbang

Tangkapan Layar
Mikrotransaksi harus diakui sudah tidak bisa lepas dari game mobile kekinian. Call of Duty: Mobile pun menerapkan elemen tersebut ke permainannya. Tentu, perrtanyaan yang muncul selanjutnya adalah balance-kah game ini dengna mikrotransaksi?

Melihat apa yang bisa kalian dapatkan di mikrotransaksi Call of Duty: Mobile, jawabannya bisa iya, bisa tidak.

Jawabannya jadi iya karena setidaknya untuk saat ini Tencent tidak memberikan senjata atau item yang benar-benar OP. Memang, ada senjata atau item bersifat upgrade yang bisa dibeli. Namun, pengaruhnya dalam permainan masih jauh dari kata imba.

Di sisi lain, game ini juga terasa imba karena pembelian senjata tersebut. Sebab, ada item EXP yang bisa menambahkan atribut senjata. Meski kecil, pengaruhnya tetap terasa jika kalian memperhatikan detail.

Potensi mikrotransaksi yang tak berimbang pun tetap ada. Tentu penggemar game shooter ingat betapa imba-nya Point Blank dulu. Hal tersebut disebabkan adanya senjata atau karakter "robot'' yang menambah atribut pemain di pertandingan dengan membelinya.

Untuk saat ini, Call of  Duty: Mobile tampak berupanya keras untuk tetap seimbang. Namun, kita enggak bisa bilang game 100% imbang. Jika harus dibandingkan, level imba-nya berada di antara PUBG Mobile dan Point Blank zaman dulu.


Fantastis yang Belum Realistis

Via Istimewa
Ada hal menarik lain yang bisa diulas dari Call of Duty: Mobile. Di satu sisi, game ini terbilang berhasil dari segi estetika. Semua yang tampak secara kasat mata maupun yang terdengar di telinga sudah cukup memanjakan.

Namun, harus diakui masih ada beberapa kekurangan di sisi lain. Terutama jika sudah membahas penglaman bermain dari segi kontrol yang terasa kurang realisits. 

Jika dibandingkan dengan PUBG Mobile, kontrol di Call of Duty: Mobile terasa kurang smooth. Sensivitas layar juga terasa lebih tinggi ketibang sang kompetitor meski sudah diatur ke tingkat yang lebih rendah.

Beberapa kali para pelayer mengalami salah saim akibat jari menyentuh layar di luar tombol tanpa sadar. Pada awalnya terasa biasa saja. Namun, lama kelamaan hal ini jadi menyebalkan.

Jika bicara soal realistis, game ini masih kalah dari sang competitor dari segi grafis. Meski lanskap environment tampak fantastis, masih ada beberapa aspek yang justru enggak bisa mengimbangi. Contohnya seperti rumput yang tampak begitu sederhana.

Hadirna Call of DutyL Mobile bisa dibilang jadi angin segar di tengah tren battle royale yang masih hangat. Meski enggak bisa dibilang sebagai inovasi, apa yang ditawarkan Tencent di game barunya sudah lebih dari cukup menggoda penggemar PUBG Mobile untuk beralih ke lain hati.

Beberapa aspek memang masih ada yang perlu diperbaiki. Namun, hal tersebut bukan jadi kendala karena kelemahan tersebut bukannya tak bisa dibenahi. Terutama jika pengembang rajin update konten baru dan memperbaiki kekurangan, game ini punya potensi besar untuk jadi pesaing terberat lapak sebelah.

Selera juga bisa jadi faktor utama penilaian kalian terhadap game ini. Terutama buat kalian yang udah jadi "veteran" di game sebelah. Beberapa aspek yang terasa kurang realistis tentu akan jadi batu ganjalan.

Pengalaman bermain yang akan kalian rasakan di game ini ungkin enggak lebih alami. Namun, semua balik lagi ke selera sebagai gamer. Jika menurut kalian masalah realistis bukan masalah, game ini sudah jelas bakal memanjakan kalian.