Diplomat AS Ungkap Skenario Donald Trump Tekan Ukraina

Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump

Seorang diplomat top AS mengatakan dalam penyelidikan pemakzulan bahwa ia mengikuti perintah Presiden Donald Trump untuk menekan Ukraina untuk menyelidiki saingannya dari Partai Demokrat, Joe Biden.

Dikutip dari BBC, Duta Besar Gordon Sondland mengatakan instruksi tersebut datang dari pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani.

Penyelidikan sedang menilai apakah Trump menahan bantuan militer ke Ukraina sebagai prasyart. Namun, ia tela membantah melakukan tuduhan tersebut.

Suatu hal yang ilegal bagi AS untuk mencari bantuan asing demi mendapatkan keuntungan dalam pemilu.

Biden adalah salah satu pesaing utama pencalonan Demokrat untuk pemilihan presiden 2020.

Sondland, duta besar AS untuk Uni Eropa, mengatakan pada sidang terakhir di Dewan Perwakilan Rakyat AS bahwa Giulani telah meminta pernyataa publik dari pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky yang mengumumkan penyelidiki atas "masalah korupsi".

Giuliani secara khusus menyebut perusahaan Burisma, di mana terdapat putra calon presiden dari Partai Demokrat Biden, hunter, sebagai anggota dewan dan msalah seputar pemilihan presiden AS 2016, katanya.

Jika dinyatakan bersalah dalam pemungutan suara mayoritas di DPR, Trump akan menghadapi persidangan pemakzulan di Senat. Tetapi dua pertiga anggota dari majelis yang dikendalikan oleh Partai Republik itu kemudian perlu memilih Trump untuk dicopot dari jabatannya.


Apa yang Dikatakan Sondland?

Gordon Sondland, Dubes AS untuk Uni Eropa.

Dalam pernyataan pembukaannya, Sondland mengatakan dia telah bekerja denan Giuliani "atas arahan tegas presiden". Sementara dia merupakan duta besar AS untuk Uni Eropa, Sondland mengatakan, uraian singkatnya mencakup pekerjaan di Ukraina bersama rekan-rekan lainnya - meskipun negara itu bukan anggota UE.

"Kami tidak ingin bekerja dengan Giuliani. Sederhananya, kami memainkan peran yang kami tangani. Kami semua mengerti bahwa jika kami menolak untuk bekerja dengan Giuliani, kami akan kehilangan peluang penting untuk mempererat hubungan antara Amerika Serikat dan Ukraina. Jadi kami mengikuti perintah presiden,'' tambahnya.

Dia kemudian mengkonfirmasi bahwa presiden telah meminta penyelidikan dengan imbalan kunjungan Gedung Putih untuk Zelensky - sebuah quid pro quo, yang berarti bantuan sebagai imbalan atas bantuan.

"Saya tahu bahwa anggota komite ini telah sering menmbingkai masalah rumit ini dalam bentuk pertanyaan sederhana: Apakah ada quid pro quo? Seperti kesaksian saya sebelumnya, sehubungan dengan panggilan Gedung Putih yang diminta dan pertemuan Gedung Putih, jawabannya adalah iya.''

Namun, Sondland juga mengatakan dia tidak pernah secara langsung mendengar dari presiden bahwa bantuan militer akan dibebaskan sebagai ganti penyelidikan semacam itu.

Diplomat AS itu mengatakan dia ''menentang keras" penangguhan bantuan militer ke Ukraina, dan tidak pernah diberitahu mengapa itu ditahan.

Tapi dia percaya itu terkait dengan Ukraina yang mengumumkan investigasi korupsi.

Sondland mengatakan dia kemudian mengatakan kepada ajudan presiden Ukraina: "Saya percaya bahwa dimulainya kembali bantuan AS kemungkinan tidak akan terjadi sampai Ukraina mengambil beberapa tindakan pada pernyataan publik yang telah kita diskusikan selama berminggu-minggu.''