Terminator 2: Judgement Day (1991) terbukti menjadi film Terminator terbaik persembahan James Cameron. Setelah Cameron meninggalkan waralaba ini, enggak ada satupun film Terminator yang dapat mengulang kesuksesan film keduanya, mulai dari Terminator 3: Rise of the Machines (2003) hingga Terminator Genisys (2015).
Melihat waralabanya yang terus terpuruk , Cameron memutuskan untuk kembali menggarap film Terminator sebagai produser. Menggandeng Tim Miller sebagai sutradara, Cameron mengajarkan sekuel Terminator yang diberi judul Terminator: Dark Fate. Spesialnya lagi, dua bintang utama Terminator, yaitu Linda Hamilton dan Arnold Schwarzenegger, setuju untuk kembali memerankan Sraha Connor dan Terminator di film ini.
Kembalinya Cameron ternyata enggak sanggup menyelamatkan warlaba ini. Terminator: Dark Fate hanya mendapatkan pemasukkan total sebesar 249 juta dolar Amerika (sekitar Rp3,6 triliun). Angka tersebut enggak sebanding dengan bujet yang telah dikeluarkan untuk film ini, yaitu 185—196 juta dolar Amerika.
Dilansir KCRW, Miller pun blak-blakan mengenai apa yang dia rasakan terhadap kegagalan Terminator: Dark Fate. Walau mengalami kegagalan, Miller tetap merasa bangga dengan film tersebut. Dia berpikir bahwa kekecewaan penggemar terhadap film-film sebelumnya yang mengurangi minat mereka untuk menonton seri terbarunya.
"Hal-hal yang mereka enggak suka dari Terminator: Dark Fate adalah sesuatu yang enggak bisa saya kendalikan. Saya dan Cameron menghadapi ketidaksepakatan saat melakukan produksi film ini. Saya menginginkan manusia yang kalah. Namun, Cameron merasa enggak ada sesuatu yang dramatis jika manusia yang kalah. Berhubung Terminator adalah waralbanya Cameron, saya pun harus tunduk padanya,'' ujar Miller.
Dari pernyataan Miller, terungkap bahwa dirinya mengalami perbedaan pendapat saat melakukan proses produksi Terminator: Dark Fate. Sebagian besar hal yang ditampilkan di hasil akhir film ternyata enggak sesuai dengan visinya Miller. Bahkan, Miller merasa kapok untuk berkolaborasi dengan Cameron.
"Saya enggak ingin kerja sama dengan Cameron lagi. Bukan karena saya trauma dengan pengalaman sebelumnya, saya enggak ingin berada di situasi yang enggak mengizinkan saya mempunyai kendali untuk melakukan apa yang saya pikir benar,'' ujar Miller.