(REVIEW) Knives Out (2019)

(REVIEW) Knives Out (2019)

Knives Out barangkali adalah kejutan termanis menjelang akhir tahun. Menggaet bintang-bintang papan atas, film ini awalnya bakal kelihatan ambisius. Kalian juga wajar banget buat skeptis bahwa film ini cuma menjual para aktornya. Tapi, penilaian itu bakal berubah, bahkan sebelum film ini memasuki menit ketiga puluh.


Disutradarai sama Rian Johnson (Star Wars: The Last Jedi), film drama misteri ini mungkin bakal terkesan klasik pada awalnya, mengingatkan kalian sama Sherlock Holmes atau kisah detektifnya Agatha Christie. Namun, film ini membawa kisah detektif kehidupan modern, dengan penyesuaian yang anehnya terasa asik banget. Tanpa berlama-lama, langsung saja simak ulasannya berikut ini!


Premis Klise? Jangan Buru-buru Menyimpukan!

Review Knives Out

Sebuah keluarga berkumpul kembali karena kematian ayah mereka, seorang penulis novel kriminal ternama yang ditemukan bunuh diri di kamarnya. Premisnya: apakah ayah mereka bunuh diri atau dibunuh? Semua pertanyaan ini membuncah sedari awal, apalagi dengan kedatangan Detektif Benoit Blanc yang diundang oleh seseorang untuk menyelidiki kasus ini. Semua berkumpul dan semua juga jadi pelakunya.

Klise banget! Formulanya benar-benar premis sama dengan film detektif pada umumnya. Namun, itu cuma bertahan dalam beberapa menit saja. Yang menanti kaian setelahnya adalah berbagai kejutan yang menjanjikan mata kalian enggak bakal berpaling sedetik pun dari layar.

Dimulai dengan  penemuan mayat pria kaya yang bunuh diri, tapi diduga dibunuh. Dilanjutkan dengan interogasi dan pengakuan orang-orang terdekat korban yang ternyata penuh kebohongan, tentu. Mereka semua bisa jadi tersangka.

Akan tetapi, kebohongan ini bukannya disembunyikan sebagaimana film detektif pada umumnya, malah diungkap terang-terangan. Ibarat sinetron, kalian bisa tahu isi kepala si jahat karena suara hatinya terdengar. Akhirnya, kalian malah bakal bertanya-tanya lagi, ini film detektif maunya apa?

Review Knives Out

Akan tetapi, kayak yang dikatakan Dettektif Benoit Blanc, ini adalah donat dalam donat. Semua berkaitan tapi ada lubang ditengahnya. Jadi, ketika kalian merasa film inibakal berakhir cepat, kalian baru menyentuh permukaannya aja! Soalnya, seiring kalian masuk lebih dalam, lubang yang sebenarnya bakal terungkap.



Setiap Pemeran Jujur kepada Karakternya

Review Knives Out

Menariknya, kebohongan yang sengaja ditampilkan layaknya sinetron ini justru jadi twist yang menggelitik. Tanpa mencoba picisan, Rian Johnson malah mengarahkan para aktornya buat jadi versi tergila mereka. Daniel Craig (No Time to Die) jadi detektif yang terlihat elegan, tapi ternyata lebih ''kacau'' dari dugaan kalian. Chris Evans (Avengers: Infinity War) sebagai Ransom jadi cowok manja menyebalkan yang serakah dan enggak tahu berterima kasih.

Michael Shannon (The Shape of Water) jadi anak termuda yang enggak sadar bahwa kesuksesan bisnisnya merupakan pemberian ayahnya. Anaknya pun, Jaeden Martell (It), merupakan penggemar teori konsirasi yang menggambarkan milenial zaman sekarang banget.

Jamie Lee Curtis (Halloween) jadi anak pertama yang enggak mau mengakui bahwa kesuksesan bisnisnya juga merupakan campur tangan ayahnya yang memberikan pinjaman modal besar. Bahkan, Toni Collete (Hereditary) jadi lifestyle guru yang nyindir influencer banget dengan segala muka palsunya.

Mereka semua jadi sasaran empuk buat diselidiki karena motif pembunuhan yang jelas-jelas terpampang. Semuanya parasit buat Harlan Thrombey (All the Money in the World), kecuali tentu Marta Cabrera, diperankan Ana de Armas (Blade Runner 2049), perawat sekaligus teman terdekat Harley yang kocaknya, selalu muntah kalau berbohong. Semua kekonyolan dan kegilaan ini, ketika diarahkan dengan baik, jadi karya yang apik.



Dramatis dan Menyenangkan

Review Knives Out

Knives Out tampil kayak guilty pleasure-nya Rian Johnson. Dia enggak menahan diri sama sekali buat menampilkan sisi paling klise dalam film detektif, tapi juga enggak melupakan sentuhannya. Mulai dari Brick (2005), Looper (2012), sampai serial Breaking Bad, Rian Johnson berhasil bikin perasaan kalian naik-turun dalam drama misteri-kriminalnya. Namun, dia enggak pernah lepas dari keseriusan dan cenderung enggak menampilkan gayanya. Di sini, Rian Johnson pamer.

Dia bahkan enggak mau kelewatan berbagai easter egg yang menggambarkan era digital sekarang ini, termasuk film-film di dalamnya. Kalian bakal sadar ada singgasaan Game of Thrones di sana. Kalian juga bakal sadar bahwa sekarang orang bisa googling berbagai hal, termasuk kasual dan berbagai pernyataan hukum berkait surat warisan.

Review Knives Out

Rumah besar dipinggir danau milik Harlan adalah tipikal film-film detektif pada umumnya; dan Inggris banget. Makanya, saat Ransom bilang itu adalah rumah nenek moyang mereka dan Benoit ketawa terus bilang bahwa ayahnya baru beli rumah itu dari hartawan Pakistan pada 1980-an rasanya Johnson udah berhasil mengerjai kalian sepanjang film.

Kalian sejak awal diajak berada dalam atmosfer film detektif klasik, tapi Rian Johnson enggak mau kalian puas. Dia mau kalian bilang, ''Film ini gila! Gue enggak tahu siapa yang bisa bikin film kayak gini lagi kalau bukan Rian Johnson".

Jadi, Rian Johnson juga berhasil bikin kagum, keluar bioskop dengan senyum sumringah karena Knives Out adalah film drama misteri yang menyenangkan.