5 Game yang Memprediksi Perang Dunia Ketiga

5 Game yang Memprediksi Perang Dunia Ketiga

Awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan kabar Perang Dunia Ketiga. Pasalnya, negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Cina, dan Iran diramalkan bakal bersitegang. Semua terpicu setelah Amerika Serikat melancarkan serangan yang menewaskan Jendral Iran.

Kondisi seperti ini sebenarnya bukan hal yang asing bagi para penggemar game shooter. Terlebih buat kalian yang suka main game bertema perang mungkin punya pengalaman sama cerita fiktif seputar Perang Dunia Ketiga. Menariknya, beberapa game sudah "meramalkan'' kejadian ini.

Di antara beberapa judul video game, Perang Dunia Ketiga dinarasikan baik sebagai latar belakang maupun kejadian yang bakal dialami oleh pemain. Beberapa punya perbedaan cerita Perang Dunia Ketiga versi mereka sendiri.

Penasaran game apa saja yang mudah "meramalkan" Perang Dunia Ketiga? Simak daftarnya berikut ini!

1. Fallout

Pada mulanya, Fallout dikembangkan sebagai game strategi. Ketika Bethesda mengakuisisi waralab ini, game ini pun mengambil bentuk open world serta memberikan pengalaman kepada pemain untuk mengarungi wilayah Amerika yang terpapar perang nuklir.

Narasi Perang Dunia Ketiga di dalam Fallout berpusat soal konflik Amerika melawan Tiongkok. Hampir 90% wilayah Amerika Terpapar puluhan nuklir yang dikirimkan oleh Tiongkok.

Dampaknya, jutaan orang meninggal, sementara para penyintas berhasil menghindari bencana lantaran tinggal di dalam Vault atau bunker nuklir. Uniknya, ada perusahaan besar bersama Vault Tec. yang kala itu menjual jasa pembuatan bunker untuk rumahan.

2. Metro

Jika Fallout menceritakan latar Amerika, maka waralaba Metro menceritakan latar wilayah Rusia. Game yang diambil dari novel Metro 2033 ini menceritakan jika Rusia jadi korban besar perang nuklir. Ibukota Moskow akhirnya dihidupi oleh para korban yang berhasil selamat lantaran berlindung di stasiun bawah tanah.

Pemain bakal bertemu karakter Artyom yang jadi protagonis utama di sepanjang waralaba ini. Dalam game, diceritakan bahwa Kota Moskow yang cukup besar tersebut diceritakan hancur kala nuklir Amerika mendarat pada tahun 2013. Para korban hidup di gorong-gorong hingga 20 tahun sebelum akhirnya berani naik ke permukaan.

3. Call of Duty: Modern Warfare

Game Call of Duty sering disebut sebagai game shooter terbaik lantaran terus mengembangkan cerita yang menarik buat para pemainnya. Setelah berhasil menarasikan Perang Dunia I dan II, Activision bersama Infinity Ward membuat cerita fiktif mengenai konflik global pada dunia modern dalam trilogi Call of Duty: Modern Warfare.

Dalam tiga seri Modern Warfare, diceritakan perang dingin antara Rusia dan Amerika yang akhirnya meledak lantaran para jendral bermain spionase. Dalam hal ini, Makarov melakukan plot untuk memfitnah Amerika pada insiden penembakan warga sipil di Bandara International Zakhaev. Seorang agen CIA yang menyamar dijadikan kambing hitam dan bukti yang kuat.

4. Wolfenstein

Apakah kalian juga kenal game legendaris bertajuk Wolfenstein? Salah satu pelopor game shooter ini ternyata punya versi Perang Dunia Ketiga sendiri. Pasalnya, game ini memang menceritakan dunia alternatif di kala Jerman yang keluar sebagai pemenang dari Perang Dunia Kedua.

Di Wolfenstein, Perang Dunia Ketiga muncul sebagai perlawanan terhadap Nazi. Meski sekutu kalah, nyatanya banyak pemberontak yang enggak mau tunduk sama kekuasaan Nazi.

Babak cerita ini dituturkan lewat game terakhir mereka, Wolfenstein: Youngblood. Setelah berhasil membunuh Hitler, para sekutu pemberontak berfokus menyerang Jerman sehingga peperangan terfokus di Eropa.

5. World War 3

Kalau game ini, judulnya saja sudah bisa kita baca. World War 3 yang dikerjakan oleh studio kecil bernama The Farm 51 ini merupakan game multiplayer first-person shooter (FPS) di mana pemain bakal bisa memilih faksi serta peran beragam di dalam permainan. Game ini dirilis pada oktober 2018 dan karenanya seakan paling dekat dengan konflik pada 2020 ini.

Sebagai game multiplayer, World war 3 menggunakan latar Eropa di beberapa pertempurannya. Sang pengembang tampaknya enggak memberi tekanan cerita dan justru meramal jika Eropa bakal jadi fokus konflik peperangan di babak baru. Sayangnya, Game ini juga mulai ditinggalkan pemain dan server mereka di Stea kurang diminati.