AGEN JUDI ONLINE | 234Betting—(REVIEW) The Elder Scrolls: Blades Elder Scrolls merupakan waralaba game RPG yang sangat besar dengan jumlah penikmat yang tidak bisa dikatakan sedikit. Bethesda sebagai pihak developer meluncurkan judul baru untuk waralaba tersebut, yaitu The Elder Scrolls: Blades. Pertama kali dumumkan di E3 2018, game ini ditujukan untuk platform Android, iOS, dan Nintendo Switch.
Membawa nama besar Elder Scrolls, tentu penggemar game role-playing, khususnya yang suka bermain di smartphone, penasaran seberapa epik game ini. Makanya, jadi pertanyaan besar apakah The Elder Scrolls: Blades bisa memenuhi ekspektasi penggemar dan membawa pengalaman mengesankan dari seri Elder Scrolls yang ada di konsol atau PC.
Untuk lebih jelasnya, kalian bisa langsung saja simak ulasannya beriku ini!
RPG Rasa Town Simulator
The Elder Scrolls: Blades menceritakan tentang runtuhnya suatu kerajaan dari serangan Bloodfall Queen. Nantinya, para pemain ditugaskan untuk membangun ulang kerajaan tersebut.
Di titik ini, kesannya, The Elder Scrolls: Blades seperti game town simulator sebenarnya. Pemain nantinya akan grinding material untuk membangun ulang kerajaan tersebut. Soalnya, penulis cukup bosan dengan sistem grinding yang cukup menyiksa di dalamnya.
Permmain misi yang disediakan juga terbilang cukup repetitif dan kurag menarik. Setiap misi nantinya memungkinkan pemain untuk masuk ke dalam stage tertentu, mengalahkan musuh, mencari Secret Found, dan mengumpulkan material. Material yang bisa dikumpulkan berupa: kayu, batu, ataupun gold. Material tersebut nantinya berfungsi untuk membangun gedung ataupun membuat dan meng-upgrade senjata.
Di dalam permainan, kalian akan menjumpai nuansa Elder Scrolls dengan sudut pandang orang pertama. Selain itu, para pemain juga akan menemukan beberapa elemen dasar permainan khas dari seri Oblivion ataupun Skyrim, seperti mekanisme pertarungan, latar tempat abad pertengahan, ataupun latar suara yang digunakan. Para pemain yang tidak asing dengan Elder Scrolls mungkin akan dapat dengan mudah nyaman dengan seluruh presentasi nuansa di dalam gamenya.
Mekanisme Kontrol yang Menyebalkan
Mekanisme permainan yang sederhana disesuaikan dengan kebutuhan permainan mobile. Walau terkesan sederhana, kesulitan pasti tetap akan kalian temui selama bermain. Kalian harus bisa membaca situasi momentum menyerang dan bertahan ataupun mengeluarkan spell dan ability.
Perlu dicatat, mekanisme menyerang menggunakan kontrol hold and release. Nantinya, pemain akan menemukan indikator serangan berbentuk lingkaran. Jika pemain bisa menyesuaikan (timing) garis tepi lingkaran dengan tepat, serangan akan menghasilkan damage kritikal.
Walau memiliki mekanisme yang sederhaa, combat dari The Elder Scrolls: Blades bukan tanpa masalah. Pasalnya, kontrol untuk memainkanya terbilang cukup menyulitkan untuk para pemain platform mobile. Kontrol menyerang, berjalan, dan menggeser sudut pandang memiliki mekanisme kontrol yang sama, yaitu tap dan slide pada layar.
Ditambah lagi, Bethesda mengatkaan, bahwa The Elder Scrolls: Blades tidak didukung dengan alat kontrol tambahan untuk membantu menyelesaikan masalah kontrol di platform mobile. Tentunya, hal ini jadi nilai minus mengingat pengalaman bermain jadi terasa kurang mengenakkan.
Progres Kekuatan Karakter yang Cukup Kompleks
Sebagai game RPG, The Elder Scrolls: Blades bisa dibilang cukup memerhatikan sistem progres karakter. Sistemnya memang cukup kompleks dan butuh waktu untuk adaptasi. Namun, secara keseluruhan sistemnya membuat elemen RPG jadi terasa kental dan bisa jadi nilai lebih dari game ini.
Sebagai pemain, nantinya kalian dapat memilih karakter berdasarkan ras, seperti Breton, Orc, sampai Argonian dengan total sepuluh ras yang tersedia. Setiap ras akan memiliki bonus pasif yang berbeda-beda serta dapat disesuaikan dengan gaya bermain kalian.
Kalian nantinya depat mengembangkan karakter kalian berdasarkan pilihan build skill yang kalian inginkan. Dalam The Elder Scrolls: Blades kalian akan disediakan tiga jenis kekuatan, yaitu spell, perks, dan ability.
Spell merupakan kemampuan sihir yang membutuhkan Magicka. Sedangkan, Ability merupakan kemampuan bertarung yang membutuhkan Stamina. Terakhir, Perks merupakan bonus atribut pasif untuk menunjang kekuatan karakter.
Karakter juga memiliki sistem level. Setiap peningkatan level, karakter akan mendapatkan Ability Points yang dapat digunakan untk mengaktifkan ataupun meningkatkan skill karakter. Karena keterbatasan Ability Points, kalian nantinya diharuskan merumuskan build skill yang cocok bagi gaya bertarung kalian.
Selain itu, semakin tinggi level skill, maka akan semakin besar Ability Points yang dibutuhkan. Namun, tenang saja, kondisi tersebut juga berbanding lurus dengan level karkater. Sebab, semakin tinggi lebel karakter, Ability Points yang didapatkan juga semakin besar.
Progresi karakter juga dapat dilakukan dengan meningkatkan equipment, yaitu Weapon dan Armor. Weapon yang tersedia juga terbilang cukup lengkap, mulai dari Longsword, Axe, sampai Mace. Di sisi lain, Armor juga terbilang cukup lengkap, mulai dari Hide Armor sampai Dragonplate Armor.
Setiap Armor dan Weapon memilik kualitas berbeda berdasarkan material pembuatannya. Namun, ada satu catatan yang penting dalam progresi equipment, yaitu waktu tunggu pembuatannya yang terbilang cukup lama.
Setiap Armor dan Weapon memilik kualitas berbeda berdasarkan material pembuatannya. Namun, ada satu catatan yang penting dalam progresi equipment, yaitu waktu tunggu pembuatannya yang terbilang cukup lama.
RPG yang Minim Elemen Eksplorasi
Pemain akan disajikan dengan Main Quest dan Side Quest sebagai sajian pemain PvE. Sayangnya, keduanya bisa dibilang kurang menarik karena tidak dilengkapi dengan narasi cerita yang memikat.
Hal ini bisa dikatakan cukup menyebalkan mengingat game ini adalah RPG yang biasanya diperkuat oleh narasi yang kuat. Narasi dan kedua jenis tugas tersebut hanya berkutat dalam menyelamatkan penduduk kota, membunuh monster, ataupun mengumpulkan material yang terbilang monoton. Side Quest pun nantinya dapat diakses secara harian dengan sistem quest harian.
Ketika Main Quest dan Side Quest terkesan monoton dan repetitif. Pemain akan sangat mudah bosan dalam bermain. Beberapa fitur sampingan, seperti town simulator juga tidak dapat menolong keseruan dari The Elder Scrolls: Blades. Sehingga, hilangnya sisi eksplorasi yang penting bagi game RPG, seperti Elder Scrolls, terbilang sangat fatal.
Satu-satunya fitur yang cukup menarik adalah Abyss, sistem endless-dungeon yang nentinya memungkinkan pemain untuk mengalahkan musuh dari setiap tingkatan. Sistem Abyss mirip dengan tower dungeon dalam game-game lain. Walau tidak bisa dikatakan fitur yang baik, setidakya Abyss berhasil menawarkan pertarungan yang jauh lebih intens dan hadiah yang jauh lebih berharga daripada Main ataupun Side Quest.
Loading Time Lama Bikin Presentasi Permainan Kurang Maksimal
Durasi loading yang relatif lama membuat tempo permainan menjadi berantakan. Pemain akan lebih lama menunggu loading daripada bertarung melawan musuh—entah untuk berganti senjata ataupun pilihan skill dan ability. Walau hal tersebut terkesan sangat kecil, kacaunya tempo permainan berpengaruh cukup signifikan pada pengalaman bermain secara keseluruhan.
Di beberapa momen, permainan menunjukkan penurunan FPS yang cukup signifikan—10—15 FPS. Hal tersebut tentu sangat mengganggu pengalaman bermain. Penurunan FPS ini cukup sering dijumpai oleh penulis yang bermain menggunakan Samsung A50. Untuk permainan 1—2 jam, kendala FPS menjadi halangan untuk menciptakan daya tarik pada impresi pertama permainan.
Persoalan penurunan FPS tersebut menjadikan The Elder Scrolls: Blades sebagai game yang cukup "jerky" untuk dimainkan. Terlebih, selama bertarung, para pemain nantinya akan sangat mengandalkan timing serangan.
Namun, hal ini tentu tidak akan jadi masalah bagi kalian yang menggunakan smartphone high-end. Justru, tampilan visual game ini jadi sangat menawan, khususnya dari segi environment-nya yang tampak detail. Sayang, penulis merasa presentasi permainan jadi tetap terasa kurang maksimal karena loading time yang lama.