Kata Putrama Tuta, Terkait Fenomena Film Ahok vs. Hanum & Rangga

ahok

Ada hal yang menyita perhatian publik dalam seminggu belakangan. Dua film Indonesia yang mengangkat dua sosok public figure bersaing ketat dalam meraih jumlah penonton. A Man Called Ahok yang menceritakan kisah mantan Gubernur Jakarta selama hidup di Belitung tayang bersamaan di biokop dengann Hanum & Rangga: Faith & the City, film adaptasi dari novel karangan Hanum Salsabiela Rais.

Kalau dilihat dua sosok ini, masing-masing pernah menjadi buah bibir karena aksi kontroversional yang mereka lakukan. Untuk Ahok sendiri, beliau sekarang sedang menjalani masa tahanan di penjara karena menista agama. Yang lebih baru, anak perempuan dari Amien Rais ini juga enggak ramai diperbincangkan akibat pernyataan kontroversionalnya dalam kasus hoax Ratna Sarumpaet.

Hanum Rangga

Imbas dari aksi kontroversialnya, film Hanum & Rangga: Faith & the City menjadi sasaran bully warganet. Padahal untuk membuat sebuah film, sangat menguras waktu dan tenaga. Enggak terhitung  peluh keringat serta materi yang dikeluarkan. Hal ini tampaknya juga  menjadi perhatian dari Joko Anwar, melalui akun Twitter pribadinya, suteradara bermur 42 tahun ini menyarakan pendapatnya.



Seharusnya penonton Indonesia lebih bijak dalam memberikan pendapat. Jangat menjadikan sebuah karya seni sebagai tools political bully. Sebuah film bisa hadir berkat kerja keras antara kru dan juga para pemain. Kalau ingin mengkritik, baiknya suarakan kritik yang membangun. Dalam sebuah film, pasti ada manfaat yang bisa diambil, terlepas dari kemungkinannya adanya berbagai kekurangan.

Biar bagaimanapun, dua film ini adalah karya anak bangsa yang sangat membutuhkan dukungan. Sutradara daro A Man Called Ahok, Putrama Tuta, melakuan aksi yang patut ditiru.

Jumat kemarin (16/11), sutradara berusia 36 tahun ini ikut menjadi bagian dari penonton Hanum & Rangga: Faith & the City. Ketika dihubungi via Twitter, Tuta menyatakan dukungannya.

"Bikin film itu nggak gampang. perlu effort yang luar biasa. Kita harus hargai dan dukung karya anak bangsa. Tujian kami hanya untuk bikin film yang baik dan bermanfaat. Saya sendiri cuma pengen bikin film yang bagus. That's it."
Enggak perlu melihat jumlah penonton yang berhasil diraup, dua film ini menyajikan tontonan yang bermanfaat. Jauhkan pikiran negatif dan tumbuhkan dukungan untuk film Indonesia demi memotivasi para sineas dalam berkarya. Kalau lo sendiri gimana? Apakah lo menjadi salah satu yang memberi dukungan atau malah tampil sebagai bully?