Pada 12 April 1831, Korps Senapan ke-60 atau 60th Rifle Corps Inggris menggelar latihan di Kirsal Moor, di bawah komando Letnan Percy Slingsby Fitzgerald.
Usai latihan, 74 serdadu tersebut kembali ke barak mereka di Salford. Dibagi dalam empat saf, mereka berbaris rapih dengan langkah berderap, serempak, gagah.
Saat melewati jembatan, anggota Korps Rifle ke-60 merasakan sensasi getaran. Alih-alih khawatir, mereka justru senang. Beberapa prajurit mulai bersiul, dengan irama yang disesuaikan dengan langkah mereka. Tak sedikit yang sengaja menghentakkan kaki, agar getaran kian kuat.
Barisan para tentara Inggris itu hampir mencapai sisi Pendleton ketika mereka mendengar suara aneh. Mirip berondongan senjata apiu yang bunyinya tak beraturan.
Tiba-tiba, salah satu tiang besi yang menopang rantai suspensi disisi Broughton copot dan menimpa jembatan. Pun dengan batu besar dari dermaga yang terbawa.
Sudut jembatan. Pun dengan batu besar dari dermaga yang terbawa.
Sudut jembatan, yang tidak lagi ditopang tiang itu, akhirnya kolaps dari ketinggian 4,9 atau 5,5 meter ke sungai. Setidaknya 40 prajurit terlpempar.
Saat itu, sungai sedang dangkal. Kedalamanannya hanya sekitar 60 kaki. Untungnya, tak ada satu pun dari mereka yang tewas.
Namun, 20 diantaranya cedera, termasuk enam orang yang luka parah pada lengan, kaki, dan kepala.
Seperti dikutip dari situs LiveScience, pasca-insiden itu, Angkatan Darat Inggris atau British Army mengeluarkan perintah baru: para serdadu yang melintasi jembatan panjang harus memperlambat langkahnya untuk menghindari tragedi serupa.
Penjelasan Ilmiah
Struktur seperti jembatan dan bangunan, meskipun tampak kokoh dan tak tergoyahkan, memiliki frekuensi getaran alami di dalamnya. Gaya yang diterapkan pada objek, pada frekuensi yang sama dengan frekuensi alami objek akan memperkuat getarannya. Hal itu disebut juga seonansi mekanik (mechanical resonance).
Misalnya, terkadang mobil bergetar keras ketika Anda mencapai kecepatan tertentu. Atau seorang bocah perampuan yang bermain ayunan bisa terayun lebih tinggi saat menggerakkan kakinya.
Juga para prajurit berbaris serempak diatas jembatan. Jika frekuensinya cocok dengan frekuensi jembatan, ritme prajurit akan mempekuat getaran -- yang bahkan bisa meruntuhkan struktur tersebut.
Hal serupa terjadi pada Juni 2000, usai Milennium Bridge di London resmi dibuka. Saat kerumunan orang melintasinya, langkah kaki mereka membuat jembatan sedikit bergetar.
"Banyak pejalan kaki secara spontan melangkah menyesuaikan dengan getaran jembatan --yang secara tak langsung justru memperkuat getaran itu,'' demikian dimuat dalam laporan di jurnal sains Nature pada 2005.
Meski para insinyur bersikeras bahwa tak ada potensi Milennium Bridge bakal kolaps, jembatan itu ditutup selama sekitar setahun.
Para pekerja kala itu memasang peredam untuk meminimalisasikan getaran yang dipicu para pejalan kaki.
Insiden Lebih Tragis
Peristiwa kolapsnya Broughton Suspension Bridge membuat sejumlah orang mempertanyakan keamanan jembatan gantung. Salah satunya Menai Bridge.
''....jika 1.000 orang berbaris melintasinya, dalam kerumunan besar, dengan langkah teratur. Dari panjang (jembatan), getarannya akan luar biasa sebelum kerumunan itu tiba di sisi lain. Bencana hebat sangat dimungkinkan terjadi,'' demikian ditulis sejumlah media.
Namun, itu tak menghentikan pembangunan jembatan gantung. Selain Angkatan Darat Inggris yang melarang tentaranya berderap di atas jembatan, hal serupa diterapkan di Prancis.
Derap langkah disebut-sebut sebagai faktor penyebab runtuhnya Jembatan Angers di Perancis, ditengah badai pad atahun 1850, yang menewaskan lebih dari 200 tentara.
Jembatan Gantung Broughton kemudian dibangun kembali dan diperkuat. Namun, menurut Imperial Gazetteer of Englan and Wales, pilar-pilar tambahan dipasang tiap kali lokasi itu diperkirakan jadi lokasi kumpul banyak orang.
Broughton Suspension Bridge akhirnya digantikan jembatan pedestrian Pratt yang dirancang Borough Engeneer dan dibuka pada 2 April 1924.