Bunuh Istri dengan Sadis, Ahli Bedah Kanada Terancam Dibui Seumur Hidup

Ilustrasi Pembunuhan (iStock)

Seorang ahli bedah saraf Kanada mengaku bersalah pada Senin, 8 April 2019 karena telah membunuh istrinya dengan tragis.

Mohammed Shamji (43) mengaku sempat menyiksa istrinya. Elana Fric-Shamji (40) yang jua seorang dokter, sebelum melancarkan aksi pembunuhan pada 2016 lalu. Jasad korban berakhirdengan dibuang ke sungai.

Mohammed didakwa pembunuhan berencana, segera setelah jenazah korban ditemukan kala itu.

Pada sidang pra-persidangan Senin, ia mngaku bersalah atas pembunuhan tanpa adanya rencana terlebih dahulu, sebagaimana dikutip dari The Straits Times,. Akibat pengakuannya, ia terancam hukuman penjara seumur hidup dengan kemungkinan pembeasan bersyarat setelah 10 tahun.

Apabila ia diputuskan bersalah dalam kasus pembunuhan berencana, ia hanya akan dapat bebas bersayarat setelah 25 tahun masa tahanan.

Proses hukum pada Senin adalah awal sebelum Shamji akan bersidang kembali, selambat-lambatnya 8 MEi, sebagaimana laporan media.


Istri Sempat Gugat Cerai

Perlu diketahui, pasangan itu telah menikah selama 12 tahun dan telah dikaruniai anak.

Polisi mengatakan, pada 28 Novembet 2016 sang istri sempat mengajukan gugatan cerai. Dua hari kemudian, Mohammed memukulnya beberapa kali dan mencekiknya di rumah mereka.

Anak perempuan mereka yang berusia 11 tahun mendengar keributan itu. Tak lama setelah ia masuk ke kamar orangtuanya, ia dipaksa kembali ke tempat tidurnya sendiri oleh pelaku, menurut dokumen yang dirilis pada Senin.

Jenazah sang istri sempat diletakkan di dalam koper, sebelum dibuang ke sungai Humber, sekitar 30 kilometer utara Toronto.

Habisi Jelmaan Setan

Kasus pembunuhan sadis yang dilakukan suami bukan pertama kalinya terjadi. Pada Maret tahun lalu, seorang pria Filipina tega membunuh istrinya sendiri, mengatakan sang korban adalah jelman setan. Meski demikian, sama sekali tak ada bukti yang menguatkan, apalagi membenarkan dalih perbuatan kejamnya itu.

"Aku membunuhnya untuk menyelamatkan kita semua, karena dia adalah setan,'' kata pelaku, Orlando Estrera, seperti dikutip dari Asia One.

Pria berusia 43 tahun itu mengaku membunuh istrinya, yang telah mendapinginya selama 16 tahun. Tak hanya menghilangkan nyawanya, ia juga tega memutilasi jasad wanita tersebut.

Peristiwa diketahui oleh tetangga pelaku yang sama-sama tinggal dikawasan Barangay Holy Spirit, Quezon City, Filipina.

Para saksi segera menghubungi pihak berwenan pada Minggu, 11 Maret 2018, setelah mereka melihat tersangka membuang apa yang terlihat sebagai potongan bagian tubuh manusia.

Ssaat diwawancara pada Senin, 12 Maret, EStera mengatakan kepada wartawan media Filipina bahwa dia tdak menyesal telah membunuh istrinya bernama Hiede.

Estrera bahkan menuding, perempuan itu mengandung benih iblis di rahimnya.

"Dia menyusahkan saya karena dia adalah setan. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia adalah setan," kata Estera yang mengoceh tak karuan saat diwawancara wartawan.


Keterangan yang berbeda diberikan oleh Kepala Inspektur Eleazar, mengatakan kepada wartawan bahwa ketika dia mewawancarai terseangka sebelumnya, Estrera tidak menyebutkan apapun soal setan maupun iblis.

Tersangka mengaku kepadanya, ia membunuh istrinya karena kebencian yang bikin suram pernikahan keduanya yang sudah berlangsung 16 tahun.

"Dia tidak menunjukkan belas kasih atau penyesalan,'' kata Eleazar. "Dia berbehaya bagi masyarakat dan tidak boleh menyatu dengna masyarakat umum,'' kata Eleazar.