5 Produk Nintendo yang Enggak Sukses

nintendo

Buat gamer yanglahir atau tumbuh di era 80 dan 90-an, apa, sih nama yang paling melekat di benak lo id era tersebut? Pastinya Nintendo, 'kan, guys? Nintendo memang mendominasi pasar konsol pada era tersebut. Padahal, Nintendo awalnya merupakan perusahaan yang memproduksi playing card, loh.

Sebagai perusahaan besar, tentunya Nintendo enggak hanya memproduksi konsol saja. Nintendo juga membuat produk lain, termasuk game. Sudah banyak waralaba game yang dikembangkan oleh Nintendo, termasuk Mario yang masih dicintai hingga saat ini. Sayangnya, enggak semua produk Nintendo disukai oleh para penggemarnya. Nah, apa saja, sih, produk Nintendo yang enggak sukses? Yuk,simak daftarnya berikut ini!


1. Virtual Boy

Jauh, sebelum adanya perangkat VR yang populer saat ini, Nintendo sudah terlebih dahulu mencicipi dunia VR. Pada 1995, Nintendo sudah mengarahkan pandangannya pada VR dengan merilis Virtual Boy. Ide dasarnya, sih, mereka ingin menghadirkan pengalaman 3D kepada gamer dengan mendorong wajah mereka ke perangkat  yang memproyeksikan visual ke setiap lensa mata untuk memberikan ilusi kedalaman.

Walay punya konsep yang sangat keren untuk era tersebut, Virtual Boy sayangnya enggak disambut dengan baik oleh para gamer. Bentk perangkatnya mengharuskan pemain berada dalam posisi tubuh yang enggak nyaman. Keterbatasan teknologi pada saat itu juga membuat visual yang ditampilkan terlalu buram untuk dilihat. Hanya setahun dari perilisannya, Nintendo pun langsung menghentikan produksi Virtual Boy.



2. Nintendo Wii U

Setelah sukses merilis Nintendo Wii pada 2006, Nintendo pun percaya diri untuk merilis konsol yang menjadi penerus Nintendo Wii. Pada 2012, Nintendo akhirnya merilis Nintendo Wii U yang menjadi penerus Nintendo Wii. Sebenarnya, konsol ini punya konsep yang cukup menarik. Selain itu, Nintendo juga menghadirkan berbagai game keren yang tersedia ekslusif untuk konsol ini. Sayangnya, hal tersebut enggak cukup membuat gamer tertarik dengan konsol ini.

Nintendo Wii benar-benar dikalahkan oleh kompetitor utamanya, yaitu Sony dan Microsoft. Soalnya, perilisan Playstation 4 dan Xbox One hanya beranjak setahun dari perilisan Nintendo Wii U. Konsol ini hanya berhasil terjual sebanyak 136 juta unit hingga Maret 2017. Nintendo  pun memutuskan menghentikan produksi Nintendo Wii U pada Januari 2017.



3. Nintendo GameCube

Konsol  yang dirilis pada 2001 ini telah terjual sebanyak 21,8 juta unit. Angka tersebut memang terlihat enggak kecil. Namun,akan menjadi sangat kecil jika dibandingkan dengan penjulana Nintendo 64 dan SNES. Nah, apa, sih, yang membuat penjualan konsol ini enggak sebagus penjualan konsol Nintendo lainnya?

Seperti yang terjadi pada Nintendo Wii U, GameCube dirilis hampir berbarengan dengan Playstation 2 dan Xbox. Ketika kedua konsol tersebut menghadirkan pengalman gaming yang mendorong batasan pada era tersebut, Nintendo GameCube hadir dengan perangkat keras yang punya banyak keterbatasan. Selain itu, enggak banyak pilihan game yang bisa dimiankan di konsol ini.



4. Radar Scope

Radar Scope bisa dibilang sebagai game paling awal dari Nintendo yang mengalami kegagalan. Game yang dirilis pertama kali di Jepang pada 1979 ini sebenarnya cukup berhasil di negara tersebut. Hal tersebut akhirya mendorong Nintendo untuk membawa game arcade ini ke negara lain pada 1980.

Enggak semua yang laku di Jepang, bisa mengalami kesuksesan yang sama di negara lain. Yap, hal ini ternyata berlaku untuk Radar Scope, Mesin arcade Radar Scope enggak hampir membuat perusahaan bangkrut. Untungnya, Nintendo bergerak cepat membuat game lain yang bisa diterima oleh gamer di seluruh dunia, sehingga bisa menutupi krisis tersebut.



5. Game Mario yang Bernuansa Edukasional

Mario dan Luigi merupakan ciptaan Nintendo yang dicintai gamer dari berbagai kalangan, termasuk anak-anak. Fakta tersebut pu dimanfaatkan oleh pengembang The Software Toolworks untuk membuat dua game Mario dengan muatan edukasi berjudul Mario is Missing! Dan Mario's Time Machine.

Kedua game ini dimaksudkan untuk mengajarkan anak-anak tentang geografi dan sejarah. Selain itu, game ini enggak hanya dirilis untuk konsol Nintendo saja tapi juga dirilis  untuk MS-DOS. Sebenarnya, game ini punya premis yang menarik. Sayangnya, hal tersebut enggak didukung dengan sistem kontrol yang baik. Struktur levelnya pun cukup membingungkan anak-anak yang memainkannya. Bukannya membuat belajar jadi menyenangkan, anak-anak malah makin dibuat pusing dengan kedua game ini.