Valorant Vs. CS:GO, Mana Game Shooter yang Lebih Seru?

Valorant Vs. CS:GO, Mana Game Shooter yang Lebih Seru?

Seakan ingin membuktikan kapasitasnya sebagai pengembang game jempolan, Riot Games berencana merilis banyak game pada 2020 ini. Setelah sukses merilis game kartu bertajuk Legends of Runeterra yang mengambil inspirasi dari game League of Legends, akhirnya Riot resmi melepas Valorant untuk dirilis secara global.

Game ini mengambil inspirasi besar dari game shooter semisal Counter-Strike serta Overwatch dalam hal variasi kemampuan karakternya. Bisa dibilang Valorant untuk dirilis secara global.

Game ini mengambil inspirasi besar dari game shooter semisal Counter-Strike serta Overwatch dalam variasi kemampuan karakternya. Bisa dibilang, Valorant berada di "tengah" kedua game shooter yang sudah disebutkan tadi.


Setelah mencoba langsung gamenya, Valorant terasa mengusung genre shooter yang lebih taktisketimbang menginisiasi aksi seperti Overwatch. Oleh karenanya, kemampuan setiap karakter belum terasa menonjol. Kurang leih game ini terasa 65% CS:GO dan 35 Overwatch.

Kira-kira dibanding Counter Strike: Global Offensive yang telahsukses dan punya skena esports megah, apakah Valorant bisa menyainginya? Yuk, simak ulasannya berikut ini!

Spesifikasi Enteng untuk Semua Kalangan

Salah satu hal yang membuat Valorant terasa ingin menyaingi Counter Strike: Global Offensive adalah spesifikasi rendah yang merasa usung. Berbeda dengan Overwatch yang sangat berat dan mengekseskusi grafis maksimal, game ini membawa grafik yang sederhana tanpa ambient dan efek yang terkesan berlebihan.

Baik CS:GO maupun Valorant punya rekomendasi PC yang enteng. Malah, keduanya bisa dimainkan di laptop dengan spesifikasi yang pas-pasan. Kedua game juga membuktikan bahwa kualitas sebuah game enggak ditentukan oleh grafik yang berat. Selama game tersebut bisa dinikmati, para pemain bakal langgeng dan loyal memainkannya bertahun-tahun.

Fase Pembelian dan Strategi di Dalamnya

Jika dibandingkan, CS:GO punya sistem ekonomi yang lebih kompleks. Di tiap ronde, pemain mendapat cash yang berbeda, semesta Valorant bisa dibilang lebih sederhana mengusung konsep ekonomi dan buying time miliknya.

Hal ini pun berdampak kepada perminan CS: GO yang terasa lebih kompetitif dibanding Valorant. Pasalnya, sebagai game baru, Valorant juga belum menginisiasi banyak pilihan senjata yang bisa dipakai.

Di dalam Valorant, kita juga tidak usah pusing membeli aksesoris seperti granat, smoke, maupun perintilan lain. Justru, hal tersebut direduksi di dalam kemampuan karakter yang beragam dan juga harus di-recharge oleh pemainnya dengan membelinya menggunakan Credits.

Rasa Fantasi yang Lebih Segar di Valorant

Berbeda dengan nuansa realistis yang ada di dalam CS:GO, game shooter besutan Riot Games ini mengusung tema fantasi meski mengambil latar bangunan kota ikonis di belahan dunia. Valorant un membawa senjata-senjata baru yang diberi nama sederhana seperti Are, Guardian, Odin, Vandal, dan lain-lain.

Di satu sisi, CS:GO masih sering dikambinghitamkan sebagai game yang membawa nuansa kekerasan bersenjata lantaran faksi di dalamnya bernada terorisme. Untungnya, Riot Games menginisiasi nama yang lebih sederhana, yakni Attacker dan Defender bagi dua tim yang pemain masuki. Nilai plus ini bisa membawanya untuk tampil lebih bersahabat bagi audiens secara luas.

Jalur Taktis dan Improvisasi di Valorant

Berbeda dengan Counter-Strike yang mengunci posisi pemain ketika ronde dimulai, Valorant membebaskan karakter pemain untuk maju lebih dulu. Nantinya, ada semacam barrier yang mengunci jalur-jalur di setiap peta di dalam game ini.

Bisa dibilang, improviasi ini akhirnya membuat Valorant berhasil menyediakan ruang baru yang amat berkesan. Pasalnya, banyak bisa terjadi di detik pertama palang pintu ini dibuka setiap rondenya.

Berbeda dengan Counter-Strike: Global Offensive yang akhirnya membuat kemampuan aim berperan besar, Vlorant menyediakan ruang strategi lebih baik di dalam permainannya. Dengan begini, zoning maupun pola serang dan komunikasi antara anggota tim menjadi kunci permainan yang baik di dalamnya.

Potensi Esports di Valorant Masih Jauh?

Menginisiasi pilihan karakter membuat Valorant memberi pilihan yang menarik bagi pemain. Sayangnya hal ini cukup problematik kala dibawa ke ranah esports. Pasalnya, setiap karakter harus dinilai seimbang jika game ini ingin menyentuh sportivitas di dalam permainannya.

Meski pemain bisa mendapatkan karakter gratis dengan melakukan leveling, tentunya butuh waktu yang lama untuk akhirnya game ini bisa dinilai seimbang.

Pada perilisannya, Valorant juga mengusung konten yang sangat sedikit. Jika ingin bisa menyalip populeritas CS:GO sebagai salah satu game shooter yang sangat populer, Riot Games harus membawa banyak penyesuaian dan menciptakan dan menciptakan permainan esports yang menarik.